Pemkab Susun Master Plan Kawasan Rawan Bencana
SUASANA – Tampak suasana kegiatan penyusunan master plan rawan bencana di Kantor Bappeda Mimika, Papua Tengah, Kamis (20/7). (FOTO: YOSEF/TIMEX)
TIMIKA,TIMIKAEXPRESS.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika mulai menyusun master plan kawasan rawan bencana di Mimika, Papua Tengah.
Diawali dengan konsultasi publik pertama, penyusunan masterplan tersebut dilaksanakan di Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika, Kamis (20/7).
Hadir saat itu, Yohana Paliling selaku Kepala Bappeda, Yosias Losu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), George L.M Randang, Kepala Kantor SAR Timika, serta pimpinan dan perwakilan OPD teknis terkait di lingkup Pemkab Mimika.
Pada kesempatan itu, Yohana Paliling, menjelaskan penyusunan master plan kawasan rawan bencana nantinya dijadikan dokumen, dan pedoman bagi Pemkab Mimika, termasuk lembaga vertikal lainnya dalam meminimalisir terjadinya bencana.
Selain itu, penanggulangan bencana, mengingat Mimika merupakan daerah dengan curah hujan tinggi yang kapan saja bisa mengakibatkan terjadinya bencana.
Ia menambahkan, dokumen master plan nantinya mencakup strategi, program, serta aksi-aksi penanggulangan bencana, yang juga dilengkapi besaran anggaran, maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kami susun masterplan karena di Mimika belum memilikinya, apalagi dari pusat selalu tanya, jadi tahun ini kita mulai susun master plan penanggulangan bencana dengan kajian risiko bencana, meliputi bahaya bencana yang mengancam daerah, dan kapasitas daerah dalam menghadapi bencana tersebut,” sebutnya.
Melalui konsultasi publik pertama penyusunan master plan daerah rawan bencana di Mimika, ia beharap peserta yang diundang dapat memberikan masukan untuk rencana aksi bila terjadi bencana diwaktu mendatang sehingga apapun bencananya dapat ditanggulangi sejak dini.
“Kita berharap semua yang hadir dalam penyusunan masterplan rawan bencana ini memberikan masukan terhadap penanggulangan bencana di Mimika, sehingga dokumen ini tidak hanya mencakup pada area yang berada di kota Timika saja, tetapi mencakup keseluruhan wilayah yang ada di Mimika,” tandasnya.
Sementara itu, Yosias Losu, Kepala BPBD Mimika, mengatakan, setiap penanganan bencana alam harus dilaporkan ke pusat, sehingga mendapat bantuan, dan tidak hanya kabupaten terdampak bencana yang bergerak.
Selanjutnya, George L.M Randang, Kepala Kantor SAR Timika memberi apresiasi karena ikut dilibatkan dalam penyusunan masterplan rawan bencana.
Disamping itu, ia pun memberikan beberapa masukan dalam penanganan bencana alam, dimana peran Pemkab sangatlah penting dalam menjalin kerja sama dengan instansi vertikal, maupun horizontal.
“Saya juga akan teruska rancangan atau master plan ini ke pimpinan Basarnas Pusat,” ungkapnya.
Dikatakan pula, saat menjabat Kakansar Manokwari, Papua Barat, rancangan serupa juga pernah disusunnya bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat.
“Rancangan disana (Manokwari-Red) belum sedetail yang dipaparkan saat konsultasi pubil pertama hari ini (kemarin-Red). Dimana peta rawan bencananya sudah sangat detail dan luar biasa. Contoh ada daerah rawan gempa bumi itu sudah ditentukan termasuk tingkat risikonya. Di Papua Barat tidak sedetail ini,” urainya.
Ia menambahkan, dalam rancangan mitigasi bencana yang dipaparkan ini sudah cukup detail, hanya tinggal menambahkan rencana di mana daerah evakuasi jika terjadi bencana, siapa saja yang akan berperan, peran nya apa saja, termasuk masyarakat yang berada di zona bahaya bencana harus mengevakuasi diri kemana, serta akses ke lokasi bencana seperti apa,” kata George kerap ia disapa. (acm)