PENKES

Pemetaan Jentik Nyamuk, Dinkes Gelar Pelatihan Aplikasi Ona dan Silantor

FOTO BERSAMA – Obet Tekege, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M), didampingi Kristian Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan bersama 60 Nakes sesuai kegiatan di Hotel Grand Tembaga, Jumat (26/5). (FOTO : ELISA/TimeX)

TIMIKA, TimeX

Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika menggelar pelatihan dua aplikasi yaitu Ona dan Silantor untuk peningkatan kapasitas pemetaan daerah reseptif malaria, pada Rabu (24/5) hingga Jumat (26/5) di Hotel Grand Tembaga.

Kegiatan ini diikuti oleh 60 tenaga kesehatan (Nakes) dari 26 Puskesmas yang bertujuan mewujudkan target eliminasi malaria dari berbagai tantangan yang dihadapi pemerintah.

Chrisdiantoko, Kasie Kesehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Mimika mengatakan, selama tiga hari ini telah mempelajari pemetaan malaria tentang morfologi nyamuk dan pemantauan lapangan jentik nyamuk.

Dengan pemantauan jentik nyamuk ini, peserta dapat membedakan jentik-jentik nyamuk anopheles dan andes agepti. Sebagaimana diketahui, nyamuk anopheles berperan penting dalam penularan penyakit malaria sedangkan aedes berperan dalam penularan DBD.

“Jadi harapan kita teman-teman bisa melaksanakan pemantauan jentik dan melakukan intervensi lingkungan, dalam interpretasi lingkungan,” katanya.

Selain itu, pembantaian jentik-jentik nyamuk terus dilaksanakan dan dilakukan fogging di tempat atau daerah-daerah yang sudah pernah terjadi DBD jadi dan akan dilakukan Puskesmas.

Chrisdiantoko menjelaskan, jadi pemetaan di setiap daerah untuk mengetahui jumlah jentik nyamuk dan akan menggunakan aplikasi untuk didata. Sementara untuk itu yang paling utama yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Sementara itu Imelda K.R penanggungjawab Malaria Kabupaten Mimika mengatakan, kasus malaria terus naik dan pelatihan ini baru pertama kali dibuat untuk pemetaan daerah reseptif.

Aplikasi Silator dan Ona juga merupakan sistem pelaporan yang mengintensifkan survei di lapangan dan titik-titik ketik nyamuk.

Dari pelatihan ini, para Nakes diharapkan dapat memetakan daerah-daerah reseptif malaria, atau daerah yang cepat terjadi penularan malaria karena masih ditemukannya nyamuk anopheles dalam jumlah besar dan terdapatnya faktor-faktor ekologis dan iklim yang memudahkan penularan.

Pelatihan ini menjadi dasar peserta dapat membedakan bionomik nyamuk, kemudian mengindetifikasi jentiknya, serta mengetahui tipe genangan air terhadap perkembangbiakan nyamuk.

Termasuk menemukan intervensi yang tepat di wilayah kerja masing-masing.

“Pelatihan ini selama tiga hari, dimana dua hari pemberian materi, dan hari terakhir nanti para peserta pelatihan akan turun langsung ke Distrik Wania, Kelurahan Kamoro Jaya untuk praktek langsung bagaimana mengambil jentik dan membedakannya melalui proses mikroskopis, dan melakukan intervensi genangan air,” katanya.

Ia menambahkan, implementasi ini diharapkan peserta pelatihan nantinya melakukan pemetaan untuk mengetahui lokasi mana saja di wilayah tugasnya yang banyak jentik nyamuk dan menimbulkan malaria.

Termasuk memiliki peta yang dapat mengetahui genangan air, mulai dari yang kecil, sedang hingga besar,” pungkasnya. (kay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button