Uncategorized

Lanjutkan Studi di Jawa dan Bali, Kemendikbud RI Biayai 97 Siswa di Papua Tengah

FOTO BERSAMA – Ausilius You selaku Plh Dinas Pendidikan Provinsi dan Sekertaris Dinas Pendidikan serta Kabid Khusus dan Akademi Komunitas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah foto bersama para peserta dari Mimika, Kamis (6/7). (FOTO: Astrid/TimeX)

TIMIKA, TIMIKAEXPRESS.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2023 mengirim sebanyak 97 pelajar lulusan SMP orang asli dari tujuh kabupaten di Provinsi Papua Tengah, minus Kabupaten Puncak, guna melanjutkan studi di enam provinsi di Pulau Jawa dan Bali.

Biaya pendidikan kementerian yang kini dipimpin Nadiem Anwar Makarim juga akan membiayai tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari serta uang saku para siswa dan siswi tersebut melalui Program Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem).

Dalam rangka mempersiapkan keberangkatan puluhan siswa dari wilayah adat Meepago tersebut, Minggu (9/7), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat akan menggelar kegiatan pembekalan kepada para pelajar sebelum berangkat menuju kota studi masing-masing.

“Para pelajar ini berasal dari tujuh kabupaten di Papua Tengah yaitu Nabire, Puncak Jaya, Paniai, Mimika, Dogiyai, Intan Jaya, dan Deiyai. Kali ini Puncak tidak mengirim para pelajarnya karena situasi daerah kurang mendukung,” ujar Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Akademi Komunitas, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah Piet Nawipa, S.Pd sebelum kegiatan pembekalan peserta di Hotel Horison Diana, Timika, Kamis (6/7).

Menurut Piet Nawipa, jumlah pelajar yang dikirim dari setiap kabupaten sekitar 11, 12, 13 dan 15 orang. Kabupaten Mimika, misalnya, mengirim 15 pelajar. Para pelajar penerima Adem mengikuti pembekalan hingga Sabtu (8/7).

Usai pembekalan pada Minggu nanti, 97 pelajar ini dijemput pihak Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kemendikbud Republik Indonesia dan Dinas Pendidikan dari enam provinsi tujuan studi yakni Provinsi Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Banten.

“Jadi, mulai anak-anak ini dijemput hingga tiba di kota studinya masing-masing, kepala dinas pendidikan di setiap provinsi akan menyerahkan anak-anak ini ke setiap kepala sekolah tempat anak-anak ini belajar,” kata Nawipa lebih lanjut.

Nawipa menambahkan, anak-anak ini memiliki guru asuh. Tempat tinggal mereka juga diatur oleh guru asuh. Bila sekolah tempat belajar ada asrama, mereka tinggal di asrama. Namun, lanjut Nawipa, jika sekolah tidak memiliki asrama, akan dicarikan tempat tinggal yang aman dan nyaman

Sedangkan biaya transportasi 97 pelajar dari kabupaten masing-masing ke Timika untuk mengikuti pembekalan ditanggung dinas pendidikan masing-masing kabupaten.

Sementara kegiatan pembekalan yang menghadirkan para narasumber di Hotel Horison Diana, Timika, dibiayai Dinas Pendidikan Provinsi Papua Tengah.

“Para pelajar ini dibekali cara menyesuaikan diri di kota studi masing-masing agar tidak kaku, lebih percaya diri, disiplin, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik dan fokus belajar hinggal lulus,” kata Nawipa.

Nawipa menjelaskan, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tidak menanggung biaya liburan anak-anak sehingga jika ada yang hendak berlibur atau pulang kampung ongkosnya ditanggung orangtua masing-masing.

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya menanggung biaya pulang setelah studi sampai ke tangan orangtua. Para pelajar ini juga akan diberi kesempat melanjutkan ke perguruan tinggi yang juga dibiayai pemerintah pusat melalui program afirmasi. Kami berharap anak-anak belajar dengan baik, berprestasi, dan sukses hingga di perguruan tinggi,” ujar Nawipa. (ine/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button