Distrik Kwamki Narama Sosialisasi Penanganan Stunting
FOTO BERSAMA -Edwin Hanuebi Kepala Distrik Kwamki Narama, Dokter Armin Ahyudi selaku pemateri saat foto bersama peserta, sebelum mengikuti sosialisasi di Hotel Cendrawasih 66, Selasa (11/7). (FOTO: ELISA/TimeX)
TIMIKA, TIMIKAEXPRESS.id – Pemerintah Distrik Kwamki Narama menggelar sosialisasi penanganan dan pencegahan stunting di Hotel Cendrawasih 66, Selasa (11/7).
Sosialisasi ini diikuti kurang lebih 50 peserta termasuk Kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari 9 kampung dan 1 kelurahan diantaranya Kelurahan Harapan, Kampung Amole, Bintang Lima, Damai, Lanopi, Landun Mekar, Meekurima, Olaroa, Tunas Matoa, da Kampung Walani.
Edwin Hanuebi, Kepala Distrik Kwamki Narama, dalam sambutannya mengatakan, kader PKK yang berada di Distrik Kwamki Narama akan terlibat dalam sosialisasi penanganan dan pencegahan stunting ini, nantinya mereka akan dibekali ilmu dari tim PKK Kabupaten Mimika dan tim medis dari Puskesmas Kwamki Narama.
“Jadi penanganan dan pencegahan stunting akan dimulai dari proses ibu mengandung hingga melahirkan,” jelasnya.
Dirinya juga mengatakan, mulai dari 0 bulan sampai 9 bulan hingga seorang ibu melahirkan, akan terus dipantau dan diberikan makanan yang bernutrisi agar upaya penanganan dan pencegahan stunting benar-benar diimplementasikan dalam masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Dokter Armin Ahyudi selaku pemateri sekaligus Kepala Puskesmas Kwamki Narama mengatakan, ada dua materi yang dibawakan yaitu penanganan dan pencegahan stunting, dan peran kader dalam penanganan stunting di Distrik Kwamki Narama.
Dirinya mengatakan, stunting merupakan program prioritas nasional dimana untuk penanganan dan pencegahan stunting bukan hanya dari sektor kesehatan tetapi merupakan suatu kegiatan konvergensi atau lintas sektor dimana melibatkan beberapa stakeholder di dalamnya yang ikut berperan aktif dalam penanganan dan pencegahan stunting.
konvergensi adalah intervensi yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama2 mensasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di desa untuk mencegah stunting.
“Stunting itu dapat dicegah dimulai dari 1000 hari kehidupan, pada saat seorang ibu hamil sampai melahirkan hingga anaknya berusia 2 tahun,” jelasnya.
Dokter Armin juga mengatakan, stunting juga dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan kesehatan di instansi kesehatan.
Dirinya berharap agar peran aktif dari kader PKK, agar ibu-ibu hamil dan balita rutin dilakukan pemeriksaan di Posyandu,” pungkasnya. (kay)