17 Tahun Tanpa Perhatian, BEM UTI Minta Dukungan Pemkab Mimika
SERAHKAN – Koordinator Aksi Damai, Yoki Sondegau mewakili BEM UTI saat menyerahkan surat berisi sejumlah poin aspirasi kepada Aloisius Paerong, Ketua Komisi C DPRD Mimika saat menggelar aksi damai di Kantor DPRD Mimika, Selasa (30/5). (FOTO: Indri/TimeX)
TIMIKA,TimeX
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Timika (UTI) menuntut perhatian serta dukungan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika dengan menggelar aksi damai di Kantor DPRD Mimika pada Selasa (30/5).
Pasalnya, setelah berdiri 17 tahun sejak 2006 silam, civitas akademik maupun mahasiswa UTI masih menggunakan gedung kampung yang kurang layak untuk aktivitas perkuliahan.
Dalam aspirasinya, BEM UTI yang kebanykanan mahasiswa asli Papua menyerukan bahkan menuntut Pemkab Mimika mendukung pembangunan gedung, fasilitas, maupun sarana-prasarana untuk kelangsungan aktivitas perkuliahan.
Selain orasi, Koordinator Aksi Damai, Yoki Sondegau mewakili BEM UTI juga menyerahkan surat berisi sejumlah poin aspirasi kepada Aloisius Paerong, Ketua Komisi C DPRD Mimika dengan disaksikan anggota dewan lainnya, yaitu Den Ben Hagabal, Herman Gafur, Mariunus Tandiseno, Leonardus Kocu, serta AKP Saidah Hobrouw, Kapolsek Mimika Baru yang turun langsung mengamankan jalannya aksi damai mahasiswa UTI.
Sebelumnya, dalam orasinya, Yoki Sondegau menegaskan, kampus UTI sejak dididirikan hingga kini belum bahkan tidak mendapat perhatian dari pemerintah terkait pembangunan gedung kampus.
Padahal kampus yang dibangun oleh tokoh-tokoh Amungme tersebut mengakomodir putra-putri asli Amungme dan Kamoro, yang seharusnya mendapat perhatikan lebih dari pemerintah setempat.
Sementara itu, Onan Kobogau, Ketua BEM UTI kepada awak media usai aksi damai, mengatakan UTI dibangun karena kepedulian terhadap pendidikan putra-putri asli Amungme Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya di Mimika.
“Kami minta Plt. Bupati Mimika berikan perhatikan dengan mendukung pembangunan kampung UTI agar lebih layak untuk perkulaihan. Bangunan yang ada sejak 2026 lalu hingga kini seperti kos-kosan, ruang kuliahnya pun sangat terbatas, termasuk fasilitas serta minimnya jaminan keamanan,” ungkap Onan.
Ia tidak menampik, kesejahteraan di semua bidang baru akan terwujud bila pemerintah menjamin kualitas pendidikan maupun perkuliahan yang mumpuni.
“Kami gelar aksi ini sebagai wujud perjuangan agar adik-adik kami yang baru tamat SMA bisa kuliah di UTI dengan gedung maupun fasilitas yang layak tanpa harus buang-buang biaya kuliah di luar Timika-Papua atau ke luar negeri,” serunya.
Menjawab aspirasi BEM UTI, Aloisius Paeorong menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena mahasiswa UTI sudah menyalurkan aspirasinya dengan aman dan tertib.
“Saya tidak bisa jawab apa yang menjadi tuntutan, tapi aspirasi ini akan jadi poin yang harus diperjuangkan Komisi C DPRD Mimika sesuai bidang tugas dan tanggung jawab, dimana akan kami komunikasikan dengan Pemkab Mimika,” tandasnya. (ela)