TIMIKAEXPRESS.ID, TIMIKA
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi kandidat emas dalam ajang Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengembangan Desa Berkelanjutan (PDB) Award Tahun 2025 yang diselenggarakan Kementerian Desa dan Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) di Jakarta.
Sebelum melakukan peninjauan ke tiga sekolah YPPK, tim YPMAK mengawali tatap muka dengan Panitia ISSF di Lantai 2 Kantor YPMAK di Jalan Yos Sudarso, Selasa (10/6/2025).
Di ajang ini, YPMAK mengajukan program unggulan, yakni pelaksanaan guru bantu (di bidang pendidikan), program kampung sehat dan sanitasi terpadu berbasis masyarakat (di bidang kesehatan), dan tingkat manajemen.
Namun, setelah melalui penilaian dokumen dan presentasi, YPMAK dinilai memenuhi kriteria sebagai kandidat gold (kategori tertinggi) dari program kampung sehat dan peningkatan kualitas pendidikan dasar di desa atau kampung (dengan membiayai 85 guru kontrak).
Hadir saat itu, tim juri dan Panitia ISSF, diantaranya Sari Arta Uli Aritonang MM (Koordinator Fasilitasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Ekonomi dan Sosial Budaya, Dit PSPDP Ditjen PDP), Sonny Sukada (Direktur Pengembangan dan Kerja Sama The Duke Edinburgh’s International Award Foundation Indonesia), Sekjen ISSF Nurul Iman dan Salma Ainunnisa (Panitia ISSF).
YPMAK disebut memperoleh kategori gold dari 30 persen perusahaan yang ikut di ajang ini.
“Kategori gold ini kategori tertinggi dibanding silver dan bronze. Kalau dibawahnya lagi hanya diberikan apresiasi kalau nilainya kurang,” jelas Sekjen ISSF, Nurul Iman.
Ia menerangkan kedatanga tim juri dari Kemendes dan Panitia ISSF ke Timika adalah untuk melakukan penilaian akhir, yaitu melihat langsung kondisi riil di lapangan.
Kata Nurul, CSR dan PDB Awards 2025 adalah ajang penghargaan bagi perusahaan yang telah berkontribusi dalam pembangunan desa, dan tanggung jawab sosial.
Penghargaan ini bertujuan memotivasi perusahaan agar terus berpartisipasi aktif dalam program-program pemberdayaan masyarakat.
“CSR dan PDB tahun 2025 ini merupakan ajang ke empat sejak digelar tahun 2022 lalu. Ajang ini merupakan kerja sama ISSF dan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal. Dimana tahun ini ada 130 perusahaan atau lembaga yang ikut kategori program termasuk YPMAK, juga ada tujuh orang mengikuti kategori perorangan,” jelasnya.
Dari jumlah peserta yang iku ajang ini kemudian diseleksi, mulai dokumen dan presentasi program, sebelum akhirnya dipilih, termasuk salah satunya YPMAK.
“Dari hasil itu, maka tim penilai melakukan kunjungan lapangan untuk menilai dan melihat secara langsung sebelum diverifikasi. Apakah yang dipresentasikan dan dokumen yang disampaikan benar atau tidak. Hal ini menjadi pertanggungjawaban tim penilai kepada para pihak yang memberikan penghargaan,” ujarnya.
“Kami apresiasi karena YPMAK sudah melalui tahapan, mulai pendaftaran dan presentasi, dan YPMAK lolos dengan kategori gold, dimana saat ini masuk tahapan verifikasi faktual,” tandasnya.
Sementara Sari Artha Uli Aritonang menambahkan, ajang ini dilaksanakan setiap tahun dengan kolaborasi antara ISSF dan Kemendes dan Daerah Tertinggal.
Ajang ini digelar mengingat banyak program-program di Kemendes yang memberdayakan masyarakat kampung dan desa.
Selain itu, melalui ajang ini diharapkan adanya peningkatan status desa.
“Artinya sebelum ada program yang dilakukan perusahaan atau lembaga desa tersebut masih tertinggal, tapi setelah pelaksanaan program, desa atau kampung menjadi maju dan lebih mandiri. Ini dikarenakan sudah tercipta perubahan peningkatan perekonomian, dan masyarakat menjadi pelaku atau berdiri sendiri, termasuk peningkatan PAD untuk mensejahterakan program di desa tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, katanya Kemendes sangat mendukung ajang ini sebagai bentuk komitmen dari perusahaan untuk memberdayakan masyarakat.
Ia berharap YPMAK bisa meraih penghargaan ini, sebab YPMAK sudah menyasar kepada program-program pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan air bersih.
Jadi, semua yang dilakukan sangat dibutuhkan masyarakat Mimika. Kalau melihat presentasi pihaknya belum bisa mengatakan kalau ini sudah selesai, karena harus dilakukan verifikasi di lapangan. Tentunya tim butuh bukti, apalagi program yang dipresentasikan ada anggarannya, termasuk ada kelompok yang diukur. Nantinya perusahaan atau lembaga yang menang, penghargaannya diserahkan langsung oleh Presiden atau Wakil Presiden. (eno)
Tinggalkan Balasan