PMT KC-MEL Tidak Dapat Distribusi Mitan, Warga Mimika Timur Kesulitan
Bakri Athoriq (FOTO: Gren/TimeX)
TIMIKA, TimeX
Pemerintah Distrik (Pemdis) Mimika Timur terpaksa turun tangan melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mimika untuk mengatasi kelangkaan Minyak Tanah (Mitan) di wilayah setempat.
Bakri Athoriq, Kepala Distrik (Kadistrik) Mimika Timur kepada Timika eXpress, Selasa (6/6), mengatakan masyarakatnya kini sangat kesulitan mendapatkan Mitan lantaran sudah empat bulan tidak adanya distribusi Mitan ke Pangkalan Minyak Tanah (PMT) CV KC-MEL yang terletak di Kampung Tipuka, Kelurahan Wania, Distrik Mimika Timur.
“Kami belum tahu pasti kenapa distribusi Mitan ke PMT CV KC-MEL dihentikan tiba-tiba dan membuat warga di Mimika Timur akhir-akhir ini mengeluh kesulitan mendapatkan Mitan. Ini makanya kami lakukan koordinasi dengan Disperindag untuk cari solusi bersama, apakah harus buka PMT baru atau aktifkan kembali PMT CV. KC-MEL yang sudah hampir empat bulan tidak beroperasi. Soal ini kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari Disperindag,” ujar Bakri Athoriq.
Dikatakannya, di Mimika Timur sebelumya aktif 3 pangkalan Mitan, yaitu CV Putra Papua, tepatnya di samping Koramil 1710-07/Mapurujaya, CV KC-MEL di Jalan Tipuka, Kelurahan Wania, dan PMT milik Ny. Dewi di depan Kompi Senapan A 757/GV.
Adapun kuota Mitan untuk PMT CV. Putra Papua 3.000 KL, kemudian CV. KC-MEL mendapat kuota 5.000 KL, dan 5.000 KL untuk PMT milik Ny. Dewi.
“Karena sudah empat bulan tidak terima distribusi dari agen, sehingga warga kesulitan, karena 5.000 KL kuota Mitan untuk CV KC-MEL tidak disalurkan,” tandasnya.
Selanjutnya, Ricky Balubun selaku pengelola PMT CV. KC-MEL kepada Timika eXpress, Selasa (6/6), mengaku empat bulan sudah pihaknya tidak menerima distribusi Mitan dari agen Wijaya selaku distributor.
Sejak dihentikannya distribusi Mitan, Februari 2023 lalu, Ricky hendak menyetor uang orderan Mitan sebesar Rp 15 juta ke pihak agen Wijaya selaku distributor.
Sayangnya, Ricky tiba-tiba saja ditelepon oleh pihak distributor agar jangan dulu menyetor uang orderan Mitan.
“Jadi sejak saat itu tidak ada informasi lanjut dari pihak distributor Wijaya,” tegasnya.
Padahal, sambung Ricky, selama ini ia tidak punya masalah dengan pihak distributor tidak.
Soal ini pun sudah disampaikannya ke Disperindag Mimika, namun belum ada realisasi.
“Kami jual Mitan selama ini untuk layani masyarakat di Mimika Timur, tapi kalau seperti ini masyarakat dirugikan karena kesulitan mendapatkan minyak tanah. Saya harap Disperindag juga distributor Wijaya bisa sikapi ini dengan menyalurkan kembali Mitan ke pangkalan saya supaya bisa layani masyarakat,” demikian Ricky. (glt)