Berita PapuaBerita TimikaHUKRIMPENKES

Pihak RSUD Nabire Harapkan Insiden di IGD Tidak Terulang

KONFERENSI PERS – Direktur RSUD Nabire, dr. Frans Sayori,M.Kes, didampingi dr. Christin Lolongan memberikan klarifikasi terkait insiden di Instalasi Gawat Darurat (IGD) (FOTO: ISTIMEWA/TIMEX)

NABIRE, TIMIKAEXPRESS.id – Direktur RSUD Nabire, dr. Frans Sayori,M.Kes memberikan klarifikasi terkait insiden di Instalasi Gawat Darurat (IGD) faskes setempat, yang sempat viral di platform media sosial.

Ia menyebut, inisiden yang terjadi dipicu adanya aksi protes dari keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan pelayanan rumah sakit ihwal meninggalnya seorang Balita pada Sabtu, 18 Januari 2025.

Dalam konferensi pers di halaman IGD RSUD Nabire, minggu (19/1/2025), dr. Frans Sayori menjelaskan Balita yang ditangani merupakan pasien rujukan dari Klinik Kartika, yang tiba di IGD dalam kondisi kritis pada Jumat (17/1/2025) malam.

“Sejak menerima pasien Balita, itu langsung kami tangani sesuai standar prosedur medis, namun Tuhan berkehendak lain,” ujarnya lirih.

Dikatakannya, tim medis sudah berupaya maksimal, namun pasien tidak dapat diselamatkan.

Sesaat setelah itu, suasana di IGD sempat memanas akibat aksi pengrusakan beberapa fasilitas medis yang dilakukan keluarga pasien.

Fasilitas medis berupa timbangan bayi elektronik dan alat tensi mengalami kerusakan.

“Kami sangat sayangkan tindakan anarkis ini. Kritik terhadap pelayanan adalah hak masyarakat, tapi sampai merusak fasilitas medis, itu merugikan pasien lain yang juga membutuhkan layanan medis,” tegas dr. Sayori.

Ia pun menyoroti tantangan serta kendala yang dihadapi RSUD Nabire, termasuk keterbatasan fasilitas dan tingginya beban kerja tenaga medis.

Untuk itu, ia mengajak semua pihak, termasuk tokoh masyarakat, para kepala suku, anggota DPR, dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, untuk bersama-sama mencari solusi guna mencegah kejadian serupa tidak terulang.

dr. Sayori juga menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan di Nabire.

“Saya diamanahkan untuk menjaga RSUD Nabire dan memastikan rumah sakit ini menjadi prioritas melayani masyarakat,” tandasnya.

Sementara itu, dokter jaga IGD RSUD Nabire, dr. Christin Lolongan, dalam kesempatan itu, menjelaskan kronologi kejadiannya.

Kata dr. Christin, pasien anak itu masuk IGD pada Jumat malam, dengan kondisi diare, dehidrasi berat, gizi buruk dan pneumonia.

Saat diterima, pasien langsung mendapat penanganan medis serta pemasangan infus.

“Pada Sabtu pagi, pasien mengalami kesulitan bernapas, sehingga kami langsung berikan rangsangan di dada hingga pasien kembali bernapas normal. Kami juga memasang oksigen atas persetujuan orang tua dari Balitas tersebut,” ungkap dr. Christin.

Beberapa jam kemusian, sekitar pukul 14.00 WIT, keluarga pasien kembali mengeluhkan kondisi pasien yang semakin memburuk.

“Saat kami datang untuk menangani, pasien sudah dalam kondisi kritis. Kami langsung lakukan resusitasi,yaitu prosedur medis untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami henti jantung atau henti napas, namun ibu pasien mulai marah-marah dan membanting pintu,” terangnya.

Situasi semakin tidak kondusif ketika ayah pasien geram.

“Saya mau tegaskan bahwa tim medis telah berupaya maksimal sesuai prosedur medis dan kami bekerja profesional memberikan pelayanan terbaik untuk keselamatan pasien,” ujarnya.

Diharapnya, insiden ini menjadi pelajaran bersama agar pelayanan kesehatan di Nabire terus meningkat dengan dukungan penuh dari semua pihak terlebih masyarakat. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button