PENKES

Mimika Khawatirkan Ancaman Penularan Rabies

GAMBAR – Ilustrasi gigitan anjing

TIMIKA,TIMIKAEXPRESS.id – Pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan  Hwan (Disnak dan Keswan) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, mengkhawatirkan ancaman penularan kasus rabies atau anjing gila dari daerah lain masuk ke Timika.

drh. Bakti Erma Surfani, Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Disnak dan Keswan Mimika, di Timika, Jumat (14/7) lalau mengatakan, meski saat ini Timika maupun Papua pada umumnya masih bebas dari rabies, namun kata dia, posisi Timika sebagai salah satu pintu masuk ke Papua yang sangat dekat dengan wilayah Maluku sangat terancam.

“Saat Mimika masih zona hijau atau belum ada temuan kasus rabies, tapi posisi Timika sangat terancam karena di Maluku sudah terkena penyakit rabies. Apalagi selama ini sudah banyak anjing ras masuk dari luar Papua ke Timika,” katanya.

Menurut Erma kerap ia disapa, pihaknya mengkhawatirkan ancaman rabies karena warga Mimika sering mendatangkan  anjing sebagai Hewan Pembawa Rabies (HPR) secara illegal.

Menyikapi kondisi itu, Disnak dan Keswan  Mimika meminta dukungan dan kerja sama KP3 Laut Pelabuhan Poumako, kepala pelabuhan, karantina, Pangkalan TNI AL Timika dan pihak terkait lainnya.

Mereka dimintakan untuk memperketat pengawasan terhadap masuknya ternak anjing di pintu-pintu masuk pelabuhan seperti di Pelabuhan Poumako, Portsite Amamapare dan lainnya.

“Termasuk daging anjing yang sudah dibekukan pun tidak boleh dibawa masuk Timika, apalagi sudah ada Perda Nomor 5 Tahun 2019 tentang larangan memasukan HPR seperti anjing, kucing dan kera ke Timika,” tegasnya.

Khusus terkait anjing ras yang masih sering didatangkan secara ilegal dari luar Timika, ini harus dicekal dengan dasar Perda yang sudah ada.

Erma pun memberikan tips agar terhindar dari rabies, yakni tidak boleh mendatangkan HPR.

Berikut,  bila digigit HPR, maka bekas luka gigitan harus sesegera mungkin dicuci di air mengalir selama 14 menit, setelah itu periksakan diri ke Puskemas terdekat.

“Tetapi anjing yang mengigit, baiknya jangan dibunuh dulu, nanti kami dari dinas akan isolasi. Kalau sampai 14 hari dari gigitan tersebut tidak mati, maka itu bukan rabies,” jelasnya. (ela)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button