Berita TimikaPENKES

80 Balita di Mimika Timur Menderita Stunting

Fauzan Aditya Sambe (FOTO: Gren/TimeX)

TIMIKA, TIMIKAEXPRESS.id – Pihak Puskesmas (PKM) Papurujaya mencatat pada semester pertama 2023, sebanyak 80 Balita menderita stunting (gagal tumbuh pada anak) di Distrik Mimika Timur.

“Berdasarkan pengukuran tinggi badan atas pelaporan gizi berbasis  masyarakat, angka stunting semester pertama terdata 80 kasus atau setara 26 persen dari total 300 balita yang diukur. Distrik Mimika Timur merupakan salah satu lokasi prioritas peanganan penurunan stunting, karena angka stunting 26 persen di Mimika Timur, ini jauh lebih tinggi dari target nasional,  yaitu 14 persen”.

Demikian dijelaskan Fauzan Aditya Sambe, Penanggung Jawab Gizi pada Puskesmas Mapurujaya saat ditemui Timika eXpress di ruang kerjanya, Selasa (18/7).

Jumlah penderita stunting cukup tinggi terhitung dari Januari hingga pertengahan tahun ini, berdasarkan jumlah anak Balita yang diukur dan ditimbang dibandingkan dengan tahun lalu.

Hal ini dikarenakan belum adanya sinergitas atau kerja sama antara pihak Distrik Mimika Timur, aparatur kampung maupun kelurahan dengan PKM Mapurujaya dalam penanganan stunting di Mimika Timur.

“Waktu tahun lalu, saya sudah mobilisasi dan koordinasi dengan pihak distrik, kampung dan kelurahan untuk sama-sama kolaborasi turunkan angka stunting yang terus meningkat di Mimika Timur, namun

hingga kini belum banyak intervensi, kecuali program-program reguler dari Puskesmas Mapurujaya seperti pemberian vitamin A dan obat cacing yang intens dilakukan lakukan,” serunya.

Fauzan menambahkan, memang ada program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Puskesmas Mapurujaya, hanya saja baru akan dijalankan bulan ini, dengan sasaran balita kurang gizi di Mimika Timur.

Selain pengukuran Balita untuk mengetahui tumbuh kembang anak, petugas Puskesmas Mapurujaya pun telah melakukan pemeriksaan terhadap 129 Ibu Hamil (Bumil) di Distrik Mimika Timur sejak Januari hingga Jubni 2023.

“Dari pemeriksaan yang kami lakukan, ditemukan sekitar 50 dari 129 Bumil atau setara 38,8 persen Kekurangan Energi Kronis (KEK). KEK pada Bumil ini, kata Fauzan akan berpotensi melahirkan bayi-bayi yang beresiko stunting jika tidak diintervensi selama masa kehamilan. Kalau ini dibiarkan tentu akan menambah angka stunting di Distrik Mimika Timur,” tegasnya.

Ia menyebut, penyebab KEK pada Bumil karena kurang asupan gizi makanan, juga Bumil mengalami anemia, sehingga yang harus lebh dahulu ditangani anemia, kemudian soal asupan gizi.

Ia pun berharap adanya sinergitas dengan semua stakeholder di Distrik Mimika Timur, agar bisa menekan angka stunting di wilayah tersebut. (glt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button