Ribuan Umat Muslim Shalat Id Adha 1444 H di Pelataran Eme Neme Yauware
SALAT ID -Tampak Suasana saat ribuan umat Islam mengikuti Shalat Id si pelataran Eme Neme Yauware, Kamis (29/6) (FOTO:YOSEF/TIMEX)
TIMIKA, TIMIKAEXPRESS.id – Ribuan umat muslim di Kabupaten Mimika memadati pelataran gedung Eme Neme Yauware untuk melaksanakan shalat Idul Adha 1444 Hijriyah pada Kamis (29/6).
Umat mulai berdatangan sejak pukul 05.50 WIT menuju pelataran Eme Neme Yauware guna mengikuti shalat Id Adha 1444 H yang bertindak sebagai imam merupakan Imam Besar Masjid Agung Babbussalam Ustadz H. Nur Alam, dan Khatib Ustadz H. Abdul Karim.
La Itam Gredenggo, Ketua PHBI dalam sambutannya sebelum pelaksanaan shalat mengucapkan terima kasih kepada panitia shalat Id di 84 titik atau masjid.
“Mari kita pusatkan akal dan pikiran kita untuk mengingat Allah karena dengan begitu hati kita mendapat ketenangan,” jelasnya.
Dikatakan, momen Idul Adha adalah cara umat muslim meneladani Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail As, yang selalu pasrah serta berserah diri kepada Allah, juga siap berkorban baginya.
“Semoga sikap Ibrahim, Ismail dan Hajar dapat kita teladani sehari-hari mari kita hidupkan semangat berkurban bagi diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Andi Ramli Teru, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah yang hadir mewakili Pj Bupati Mimika Valentinus Sudarjanto Sumito mengatakan, hari raya kurban merupakan salah satu hari raya terbesar bagi umat Islam yang diperingati untuk memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail, dalam menunaikan perintah Allah, juga kesabaran mereka melakukannya.
“Hari raya Idul Adha adalah hari raya yang bersejarah bagi umat Islam sebab Nabi Ibrahim, istrinya Siti Hajar dan putranya Ismail telah meletakan dasar-dasar keteladanan yang fundamental yang hingga saat ini masih dilaksanakan dan tuntunan bagi umat Islam yakni ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban,” jelasnya.
Kisah Nabi Ibrahim As dan Ismail, merupakan sebuah contoh pengorbanan bila Allah yang meminta dan kalau untuk agama maka jiwa raga pun siap dikorbankan.
Lanjutnya, berkurban selain bernilai ibadah, juga bernilai sosial sebab daging kurban yang dibagikan dapat menjadi perekat.
“Oleh karena itu berkurban hakekatnya adalah membina persaudaraan mengamalkan nilai kepekaan dan kepedulian sosial,” katanya.
Ia juga mengajak semua masyarakat muslim di Mimika yang merayakan Idul Adha untuk menjadikan momen itu sebagai sinar tuntunan dan dorongan untuk merajut kembali rasa perdamaian dan persaudaraan bangsa dan agama.
Kemudian, Ustadz H. Abdul Karim, Khatib Salat Idul Adha 1444 H mengatakan, Idul Adha bukan saja sebuah perayaan tanpa mengandung makna. Idul Adha mengandung berbagai pelajaran bagi umat muslim yang terpenting adalah bagaimana umat muslim bisa meneladani perilaku dari Nabi Ibrahim As.
“Al-Quran menjelaskan tidak semua Nabi dan Rasul diberikan sebuah tempat yang luar biasa oleh Allah. Ada dua Nabi yang disuruh oleh Allah kita jadikan uswatun (contoh berperilaku yang baik) dalam kehidupan kita,” ungkapnya.
Salah satu Nabi dan Rasul yang patut dicontoh adalah Nabi Ibrahim As, hal tersebut disebutkan dalam firman Allah SWT, surat Al-Mumtahanah ayat 4.
“Artinya, sungguh nyataz telah ada contoh yang baik bagi kalian dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang menyertainya,” jelasnya.
Ia pun menegaskan dengan penyampaian Firman Allah dalam surat tersebut maka kaum muslimin wajib mengambil contoh baik dari Nabi Ibrahim As.
Adapun contoh perilaku baik dari Nabi Ibrahim yang dapat dicontoh yakni panca indra dipakai untuk mengenal Allah SWT, Pemuda yang pemberani karena benar walau sendiri, anak yang berbakti kepada orang tua, sebagai orang tua Ibrahim berhasil mendidik anak dan generasinya, Negarawan sejati serta pecinta Alloh sejati.
“Nabi Ibrahim adalah sosok yang cintanya kepad Allah begitu besar, sehingga kecintaan itu diuji dengan berbagai ujian cintanya (kepada Allah) tidak pernah pudar. Dan yang abadi dalam kehidupan kita adalah bagaimana pengorbanan beliau, maka jamaah, jika kita mengatakan cinta kepada Allah maka pengorbanan apa yang kita lakukan sebagai wujud kecintaan kita kepada Allah? Cinta ini harus diwujudkan dengan pengorbanan harta, jiwa dan waktu, dimana saat ini diminta waktu sedikit untuk belajar agama dan beribadah sangat susah,” jelasnya.
Ia mengajak umat muslim Mimika untuk meneladani Nabi Ibrahim yang mewujudkan rasa cintanya kepada Allah dengan pengorbanan.
“Ujian yang dilalui Ibrahim adalah saat hidup lama tidak memliki keturunan, ujian nya adalah punya keturunan, ketika Allah berikan keturunan, keturuananya harus dipisahkan jauh, sudah kemudian besar disuruh untuk disembelih, tetapi semua dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim,” katanya.
Kisah Nabi Ibrahim dan pengorbanan Nabi Ismail As dikisahkan dalam surat As-Saffat ayat 101-105.
“Dalam surat tersebut dikisahkan saat usia anaknya (Ibrahim) itu bisa usaha bareng, Aku (Ibrahim) melihat dalam mimpiku, bahwa aku disuruh menyembelihmu, maka Nabi Ismail mengatakan wahai bapak, kerjakan apa yang diperintahkan kepadamu, engkau akan dapati aku orang yang sabar mengikuti perintah itu, maka ketika semua berserah maka Allah berkata Ibrahim kau telah membenarkan isi mimpimu, tetapi ketika akan disembelih, sesembelihan tidak jadi manusia namun berubah menjadi binatang,” ungkapnya.
Ia menambahkan jika umat muslim belum memiliki harta yang cukup untuk berkurban, maka ia mengajak mereka untuk berkuban yang lain sepeti waktu, pengetahuan untuk jayanya Islam. (acm)