Pj Bupati: Malaria dan Stunting Harus Diprioritaskan
SUASANA – Tampak suasana saat Valentinus Sudarjanto Sumito, Pj Bupati Mimika memimpin rapat dalam kunker perdana ke distrik Mimika Timur, Senin (17/7) (FOTO : YOSEF/TIMEX)
TIMIKA, TIMIKAEXPRESS.id – Valentinus Sudarjanto Sumito, Pj Bupati Mimika beserta rombongan turun langsung ke Masyarakat dalam rangka melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) pelayanan pemerintahan di distrik Mimika Timur dan Distrik Iwaka.
Pj Bupati Mimika bersama rombongan meliputi, Slamet Sutejo, Kepala Disdukcapil, Yakob Toisuta, Kepala Disparbudpora, Petronela Uamang, Kepala DPMK serta lainnya disambut dengan tarian khas suku Kamoro sebelum memasuki ruangan rapat kantor distrik Mimika Timur.
Bakri Athoriq, Kepala Distrik Miktim mengatakan, distrik Miktim merupakan distrik pertama yang dikunjungi Pj Bupati Mimika, hal itu menjadi sebuah kehormatan bagi pihaknya atas Kunker perdana tersebut.
Ia memaparkan terkait administrasi pemerintahan di distrik hingga saat ini berlangsung sangat baik. Kemudian untuk penyerapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) distrik lumayan baik sekitar 64 persen.
“Yang terakhir kami sudah lakukan Bimtek terhadap kader PKK di Yogyakarta. Kami di sini juga ditopang oleh seluruh organisasi masyarakat dan kerukunan di Mimika Timur, ” jelasnya.
Ia menambahkan, yang menjadi perhatian khusus di Miktim yakni penertiban Minuman Lokal (Milo) dan hingga saat ini pihaknya telah melakukan penertiban dengan membongkar tempat pembuatan Milo.
“Kami bersama pihak keamanan melakukan operasi selama 6 bulan, puji syukur kita bisa meminimalisir peredaran minuman lokal di sini,” katanya.
Ia juga menjelaskan terkait masalah kesehatan di Miktim didominasi oleh penyakit malaria dan stunting, hal tersebut dikarenakan pola hidup masyarakat yang belum sadar akan kebersihan.
Sementara itu, Valentinus Sudarjanto Sumito, Pj Bupati Mimika mengatakan, program-program pelayanan masyarakat yang diarahkan dari pusat seharusnya bisa terjabarkan di lapangan, namun terkadang informasi tersebut bias sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang baik.
“Kami di Kabupaten mencoba untuk menerima seluruh masukan dari masyarakat. Sampai saat ini, tantangan untuk Papua terkait masalah kesehatan yaitu malaria. Kemudian yang lagi tren saat ini juga terkait stunting, ” jelasnya.
Dikatakan, tantangan terberat yang dihadapi para kepala kampung, distrik dan lainnya saat ini adalah mencegah stunting dengan menjaga masa emas pertumbuhan di saat mulai dalam kandungan, sampai enam bulan kedepan harus betul-betul dijaga.
“Karena masa emas pertumbuhan berkaitan dengan gizi anak tersebut, dan ini merupakan tantangan kita pemerintah. Kita harus kembali mengingat di saat masyarakat mempercayai kita sebagai kepala kampung dan lainnya, berarti kita harus betul-betul memperhatikan mereka (masyarakat) dengan baik,” ungkapnya.
Ia berharap, terkait masalah kesehatan yakni malaria dan stunting harus menjadi perhatian khusus dan diprioritaskan. Setiap Kepala Keluarga data harus lengkap dan diawasi.
“Tidak ada kata terlambat untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Mari kita dukung bersama-sama hal tersebut, sehingga anak-anak kita nanti bisa tumbuh dengan baik, kita bisa menciptakan generasi yang baik untuk Mimika kedepan yang lebih baik lagi, ” katanya.
Pada kesempatan itu juga, Pj Bupati Mimika menerima langsung keluhan dari masyarakat Distrik Miktim yakni terkait lapangan olahraga, kurangnya air bersih, rumah layak huni yang belum terakomodir meskipun sudah diajukan dalam Musrenbang dan lainnya.
Pj Bupati Mimika melakukan pertemuan bersama pemerintah distrik, para kepala kampung dan lurah di Aula Kantor Distrik Mimika Timur pada Senin (17/7).
Muhammad Kilwarani, Kepala Kampung Poumako dalam kesempatan tersebut, meminta Pj Bupati melakukan pemekaran Kampung Poumako menjadi 3 kampung.
“Masyarakat di Kampung Poumako saat ini sangat banyak, dan saya tidak mampu untuk mengurus semuanya. Sehingga kalau bisa dilakukan pemakaran, yaitu RT 09 dan RT 10 jadi satu kampung. RT 08 dan 11 menjadi satu kampung, kemudian RT 07 juga menjadi satu kampung,” jelasnya.
Ia menambahkan, semua administrasi terkait pemekaran tersebut sudah dimasukkan ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Mimika dan tinggal menunggu tindaklanjut.
Sementara itu, Johan Fenetiruma, Ketua RT 03 di Kelurahan Wania dalam pertemuan tersebut mengusulkan agar Pemda Mimika memperhatikan air bersih di wilayah Distrik Mimika Timur.
Pasalnya, pada 2016 lalu, Pemerintah Propinsi Papua telah membangun bak penampungan air bersih di RT 01, Kelurahan Wania untuk disalurkan ke rumah-rumah warga. Namun hingga saat ini, tidak ada realisasi karena masalah hak ulayat. Sedangkan air di dalam bak penampungan tersebut sering meluap ke rumah warga sekitar. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar bisa mencari solusi terbaik agar air tersebut bisa disalurkan langsung ke rumah warga di Mimika Timur.
Valentinus Sudarjanto Sumito, dalam menanggapi usulan tersebut mengatakan, pemekaran Kampung Poumako akan dilakukan setelah Pemilu 2024 mendatang.
Karena saat ini di seluruh Indonesia sedang dalam persiapan Pemilu.
“Kalau kita usulkan sekarang ke pusat, pastinya ditunda hingga tahun depan,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Distrik Mimika Timur akan mencari solusi terbaik terkait hak ulayat di lokasi bak penampungan air di RT 01, Kelurahan Wania. Sehingga kedepannya air bisa disalurkan ke rumah warga.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Pj Bupati Mimika memberikan 23 paket Sembako kepada anak-anak stunting di Mimika Timur, dan fasilitas olahraga, bendera serta penyerahan KIA secara simbolis kepada warga di Distrik Mimika Timur. (acm/glt)