Focus Group Discussion, Penyusunan Arsitektur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
- "Bila dibandingkan dengan daerah lain, Mimika memiliki fasilitas, ide-ide kreatif, tapi hanya sesaat, lalu tidak serius untuk menjalankannya dengan baik,"
- “Ubah mindset kita. Tujuan kita memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui smart city,"
PENABUHAN TIFA– Plt Bupati Mimika Johannes Rettob, menabuh Tifa pada pembukaan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) DIskominfo di Hotel Horison Ultima Timika, Kamis (4/5).
Foto: Astrid/TimeX
TIMIKA, TimeX
Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari implementasi Program Pengembangan dan Pengelolaan Ekosistem Kabupaten/Kota Cerdas Tahun Anggaran 2023 dengan agenda pembahasan Penyusunan Arsitektur Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Penyusunan Revisi Dokumen Master Plan Smart City.
Kegiatan Focus Group Discussion dibuka oleh Johannes Rettob, Plt Bupati Mimika, Kamis (4/5) di Hotel Horison Ultima Timika, Jalan Hasanuddin.
Albertus Tsolme, Plt Kepala Dinas Kominfo, dalam sambutannya menyampaikan FGD ini bertujuan menyusun kembali tatanan pengelolaan kota cerdas untuk Kabupaten Mimika yang selama beberapa tahun terakhir terdampak Covid.
Katanya, FGD yang dilaksanakan hari ini sebagai langkah awal untuk memastikan perencanaan program-program smart city di semua lini, untuk mendukung kepala daerah mewujudkan Mimika cerdas, aman, damai dan sejahtera.
Diwaktu Johannes Rettob dalam sambutannya menjelaskan, Kota Timika sudah tujuh tahun menjadi salah satu dari kabupaten/kota smart city.
“Bila dibandingkan dengan daerah lain, Mimika memiliki fasilitas, ide-ide kreatif, tapi hanya sesaat, lalu tidak serius untuk menjalankannya dengan baik,” ujarnya.
Dirinya berharap program smart city dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa disinkronkan dengan baik, sehingga progresnya bisa terlihat akhir tahun ini.
Kata John, smart city itu bukan hanya tentang aplikasi yang pintar, tapi bagaimana ada regulasi-regulasi yang pintar juga, yang pada akhirnya memberikan dampak yang baik bagi masyarakat.
“Ubah mindset kita. Tujuan kita memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui smart city,” katanya.
John Rettob juga menuturkan, tugas pemerintah adalah menjadi fasilitator yang kreatif dan menjadi regulator yang membuat masyarakat sejahtera. Sehingga ia berpesan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri namun harus bisa bekerjasama dengan pihak lain, sehingga tujuan dari smart city yaitu melayani masyarakat dengan baik, efisien, dan mudah, dengan output masyarakat menjadi sejahtera dapat terwujud.
Narasumber yang diundang dalam FGD ini adalah Ir Windy Gambetta, MBA, Wikan Danarso Adityo, pengajar di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB), yang juga Tim Pendamping Gerakan Menuju 100 Smart City Kementerian Kominfo.
Hadir dalam FGD kali ini para pimpinan OPD dan perwakilan, Forkopimda dan instansi terkait, yang memberikan masukan program smart city yang akan diusulkan dalam revisi master plan. (ine)