60 Nakes Ikut Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pemetaan Daerah Reseptif Malaria
MENGIKUTI – Sebanyak 60 Nakes dari 26 Puskesmas yang ada di Mimika mengikuti sosialisasi peningkatan kapasitas pemetaan daerah reseptif malaria di Hotel Grand Tembaga pada Rabu (24/5). (FOTO: (Astrid/ TimeX)
TIMIKA, TimeX
Untuk mewujudkan target elminasi malaria dari berbagai tantangan yang dihadapi pemerintah dan pemangku kepentingan di Mimika, Papua Tengah, berbagai strategi penanggulangan terus dilakukan.
Dalam rangka itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika kembali menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pemetaan Daerah Reseptif Malaria.
Kegiatan yang dimulai pada Rabu (24/5) hingga Jumat (26/5) di Hotel Grand Tembaga dibuka secara resmi oleh Marselino Mameyau, Sekertaris Dinkes Mimika.
Kegiatan yang diikuti 60 Tenaga Kesehatan (Nakes) dari 26 Puskesmas (PKM) di Mimika, meliputi tenaga sanitarian dan penangung jawab (Pj) malaria.
Dari pelatihan ini, para Nakes diharapkan dapat memetakan daerah-daerah reseptif malaria, atau daerah yang cepat terjadi penularan malaria karena masih ditemukannya nyamuk Anopheles dalam jumlah besar dan terdapatnya faktor-faktor ekologis dan iklim yang memudahkan penularan.
Reynold Ubra, Kepala Dinkes Mimika melalui Kamaludin selaku Kabid P2M, pada kesempatan itu mengatakan, pelatihan ini menjadi dasar peserta dapat membedakan bionomik nyamuk, kemudian mengindetifikasi jentiknya, serta mengetahui tipe genangan air terhadap perkembangbiakan nyamuk.
Termasuk menemukan intervensi yang tepat di wilayah kerja masing-masing.
“Pelatihan ini selama tiga hari, dimana dua hari pemberian materi, dan hari terakhir nanti para peserta pelatihan akan turun langsung ke Distrik Wania, Kelurahan Kamoro Jaya untuk praktek langsung bagaimana mengambil jentik dan membedakannya melalui proses mikroskopis, dan melakukan intervensi genangan air,”urainya.
Ia menambahkan, implementasi ini diharapkan peserta pelatihan nantinya melakukan pemetaan untuk mengetahui lokasi mana saja di wilayah tugasnya yang banyak jentik nyamuk dan menimbulkan malaria.
Termasuk memiliki peta yang dapat mengetahui genangan air, mulai dari yang kecil, sedang hingga besar.
“Ini maksudnya ke depan petugas sudah siap melakukan upaya apa saat mendapati genangan air kecil, sedang atau besar, apakah harus ditimbun atau kasih sebar ikan, nah ini harus dipetakan dan setelahnya dilakukan intervensi,”ujarnya.
Ia berharap melalui pelatihan dan praktek lapangan, petugas pun dapat mengedukasi masyarakat agar semakin sadar dan lebih peduli terhadap lingkungan dan kebersihan untuk mendukung pemerintah mengeliminasi malaria di Mimika.
“Karapan kami masyarakat menyadari pola hidup yang baik, sehingga ketika nanti mendapat gejala malaria segera diperiksa, dan obatna harus dikonsumsi sampai tuntas. Ingat, pola hidup yang baik dan sehat pasti mengurangi angka malaria di Mimika,” serunya. (ine)