PAPARAN – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas memberi paparan dalam Indonesia International Sustainability Forum (IISF), di Jakarta, Sabtu (11/10/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)
JAKARTA, TIMIKAEXPRESS.id – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengungkapkan bahwa smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur, saat ini tidak beroperasi akibat terhentinya pasokan konsentrat dari tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
“Sekarang operasionalnya bisa dikatakan berhenti karena konsentratnya tidak ada,” ujar Tony Wenas saat ditemui di sela acara Indonesia International Sustainability Forum (IISF) di Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
Aktivitas produksi di tambang bawah tanah Freeport telah dihentikan sejak 8 September 2025, menyusul insiden longsor lumpur bijih basah di area Extraction 28-30 Panel GBC.
Keputusan penghentian operasi itu diambil guna memfokuskan sumber daya pada proses evakuasi tujuh pekerja yang sempat terjebak di dalam tambang.
“Kami sekarang seluruhnya sedang dalam tahap berhenti produksi sejak tanggal 8 September. Seluruh tambang kami semuanya berhenti,” kata Tony.
Seluruh korban ditemukan secara bertahap, dan pada 6 Oktober 2025, proses pencarian dinyatakan selesai.
Namun, kegiatan tambang belum kembali beroperasi, karena masih dalam tahap investigasi dan evaluasi bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kondisi tersebut berdampak langsung pada operasional smelter Freeport di Gresik, yang tidak menerima pasokan konsentrat dari tambang lain.
“Mudah-mudahan kami bisa segera beroperasi, walaupun tidak dalam kapasitas penuh, supaya bisa ada konsentrat yang kami produksi untuk dikirim ke smelter-smelter,” jelas Tony.
Menurutnya, perusahaan saat ini tengah menghitung implikasi penurunan produksi akibat penghentian operasional lebih dari satu bulan terakhir.
Fokus utama Freeport saat ini adalah restorasi tambang, sekaligus memastikan aspek keselamatan dan kelayakan operasional sebelum kegiatan produksi dilanjutkan.
“Kami masih fokus pada restorasi, investigasi, kemudian evaluasi,” tambahnya. (ant)
Tinggalkan Balasan