SITUASI – Tampak situasi di depan rumah almarhum pendeta yang tewas saat konflik antara dua kelompok warga di Kwamki Narama, Rabu (5/11) (FOTO: IST/TIMEX)

TIMIKAEXPRESS.id – Kepolisian mengungkap penyebab utama bentrok antarkelompok warga di Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, yang pecah sejak 2 November 2025. Insiden tersebut menewaskan seorang pendeta dan melukai sejumlah warga.

Kapolsek Kwamki Narama Ipda Yusak Sawaki saat dikonfirmasi Timika eXpress, Rabu (5/11), menjelaskan bahwa konflik tersebut dipicu kasus perselingkuhan di Kabupaten Puncak yang kemudian merembet ke wilayah Kwamki Narama.

“Perselingkuhan itu awalnya terjadi di Puncak, tapi dibawa-bawa sampai ke Kwamki Narama. Yang terlibat dalam perang itu bukan murni warga asli Kwamki, tapi sebagian berasal dari Puncak, Beoga, Tembagapura, dan beberapa dari wilayah SP-SP,” jelas Ipda Yusak.

Ia menyebutkan, bentrokan panah antarwarga yang berpusat di Jalan Mambruk tersebut telah menimbulkan korban jiwa.

“Korban meninggal dunia dalam perang pada 3 November merupakan seorang pendeta,” ungkapnya.

Mediasi Gagal, Konflik Kembali Meletus
Kapolsek menambahkan, bentrokan ini merupakan lanjutan dari konflik sebelumnya, yang sebenarnya sudah dua kali dimediasi oleh Polres Mimika pada 11 dan 21 Oktober 2025. Namun, upaya damai itu tidak membuahkan hasil.

“Masing-masing kelompok merasa tidak puas dengan hasil mediasi, sehingga perang kembali pecah,” ujarnya.

Menurut Yusak, personel Polres Mimika masih disiagakan di lokasi untuk mengantisipasi bentrokan susulan.

“Tadi pagi sempat ada aksi saling tantang, tapi berhasil segera diredam oleh anggota yang sedang patroli,” tuturnya.

Polisi kini terus melakukan penjagaan ketat dan patroli rutin di wilayah Kwamki Narama guna mencegah konflik meluas ke kawasan lain. (via)