TIMIKAEXPRESS.id – Suasana ruang pertemuan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika, Selasa (30/9), terasa berbeda.
Ratusan Kepala Sekolah (Kepsek) dan guru dari berbagai jenjang pendidikan berkumpul, bukan sekadar untuk mendengar ceramah, melainkan untuk merenungkan kembali peran mereka di tengah gempuran teknologi digital.
Seminar bertajuk “Peran Guru di Era Digital: Dari Pengajar menjadi Fasilitator Pembelajaran Inovatif” menjadi bagian dari rangkaian Mimika Innovation Week 2025.
Kegiatan ini dibuka Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Mimika, Evert Lucas Hindom, bersama Kepala Bappeda, Yohana Paliling.
Evert menegaskan, arus teknologi informasi telah mengubah wajah pendidikan.
Murid kini tak lagi bergantung sepenuhnya pada guru.
Dengan gawai di tangan, pengetahuan bisa diakses tanpa batas.
Kondisi ini, katanya, menuntut guru untuk bertransformasi.
“Jangan jadikan teknologi sebagai ancaman. Justru, guru hebat adalah mereka yang bisa menjadikan teknologi sebagai sahabat. Mereka tidak hanya mengajar, tapi juga mampu menggerakkan hati dan pikiran murid-muridnya,” ucapnya penuh penekanan.
Pesan itu sontak menjadi bahan renungan para peserta.
Guru dan kepala sekolah kini dihadapkan pada tantangan baru: bagaimana mengarahkan murid yang sudah melek digital agar tetap belajar dengan bimbingan yang benar.
Evert menyebut kepala sekolah sebagai “lokomotif perubahan” yang dapat menjadikan sekolah pusat inovasi pembelajaran.
Sementara guru diminta terus meningkatkan kompetensi, baik dalam penguasaan teknologi maupun metode pembelajaran kreatif.
Bagi sebagian guru, transformasi ini memang tidak mudah.
Jaringan internet yang belum merata, keterbatasan sarana, hingga kemampuan digital yang berbeda-beda masih menjadi tantangan.
Namun, melalui seminar ini, mereka mendapat ruang untuk berdiskusi dengan narasumber yang berkompeten, mencari strategi menghadirkan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan generasi digital.
Seminar ini juga menjadi pengingat bahwa keberhasilan pembangunan Mimika bukan hanya soal infrastruktur.
“Kualitas manusia yang cerdas, produktif, dan berdaya saing adalah kunci,” tegas Evert.
Harapannya sederhana namun besar: guru yang inovatif akan melahirkan generasi muda yang kreatif dan siap menghadapi masa depan.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, Mimika ingin menyiapkan “generasi emas” yang mampu membawa daerah ini lebih maju dan berdaya saing.
Bagi para guru yang hadir, seminar ini bukan sekadar acara formalitas.
Ia adalah panggilan untuk terus beradaptasi, belajar, dan berinovasi.
Karena di tangan merekalah, masa depan anak-anak Mimika—dan masa depan daerah ini—ditentukan. (*/)
Tinggalkan Balasan