TIMIKAEXPRESS.id – Susana hening menyelimuti area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, Sabtu (20/9) pagi. Di tengah gelap dan sesaknya lorong tambang, Tim Penyelamat Tambang Bawah Tanah PT Freeport Indonesia (PTFI) akhirnya menemukan jawaban dari doa yang terus terucap selama 12 hari terakhir.

Sekitar pukul 08.45 WIT, dua jenazah berhasil diangkat dari tumpukan material basah yang sejak 8 September lalu menelan mereka dalam diam. Mereka adalah Irawan (46) asal Cilacap, dan Wigih Hartono (37) asal Tulungagung. Dua nama yang sebelumnya hanya disebut sebagai “rekan-rekan kami” dalam memo-memo resmi, kini kembali dengan kepastian pahit: mereka tidak lagi bernyawa.

“Pada hari ini, tim penyelamat menemukan dan mengevakuasi dua jenazah yang diduga adalah rekan-rekan kami,” ujar VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati. Suaranya bergetar ketika menyampaikan belasungkawa. “Kami memastikan pendampingan penuh bagi keluarga, dan doa kami menyertai mereka.”

Di Timika, kabar ini cepat menyebar. Di ruang evakuasi, tim SAR dan aparat kepolisian bekerja menuntaskan tahap identifikasi. Setelah dishalatkan, kedua jenazah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing. Tidak ada kerumunan, hanya isak keluarga dan doa yang mengiringi perjalanan pulang mereka.

Meski dua pekerja telah ditemukan, pencarian belum usai. Masih ada lima nama lain yang belum kembali, tertahan entah di mana di dalam perut bumi Grasberg. Operasi penambangan resmi dihentikan sejak insiden, digantikan dengan iring-iringan doa dan usaha tanpa kenal lelah untuk menemukan yang tersisa.

“Upaya ini penuh tantangan, namun kami akan terus mengerahkan segala daya upaya untuk mengevakuasi semua rekan kami,” kata Katri.

Di balik data, rilis resmi, dan prosedur perusahaan, tragedi ini meninggalkan luka panjang. Bagi keluarga, kehilangan ini bukan sekadar catatan statistik. Ini adalah kisah tentang ayah, suami, dan sahabat yang pergi saat sedang menunaikan tugas di kedalaman tambang.

Dan bagi sesama pekerja tambang, tragedi ini menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap hasil tambang, ada risiko besar yang mereka hadapi setiap hari. (via)