TIMIKA,timikaexpress.id Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Keuskupan Timika diawali dengan sinkronisasi program kerja serta penguatan SDM dan kualitas organisasi.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, Jumat–Minggu (21–23/11) di Aula Bobaigo Keuskupan Timika, dan Gua Maria Bunda Segala Bangsa di Kuala Kencana.

Rakorda yang mengusung tema “Melangkah Bersama Mewujudkan Keharmonisan untuk Membangun Pribadi yang Aktif dalam Menggereja dan Bermasyarakat” menghadirkan sejumlah narasumber lokal.

Pada hari pertama, peserta dari 17 DPC termasuk DPD Keuskupan Timika melakukan perkenalan dan mengikuti penyajian materi tentang ajaran sosial Gereja oleh Philipus Soter Maturbongs.

Selanjutnya, Pastor Polykarpus Gunawan, SCJ, membawakan materi mengenai tanggung jawab umat terhadap Gereja.

Memasuki hari kedua, peserta dibekali materi kesehatan mengenai pencegahan kanker rahim dan kesehatan reproduksi wanita yang dibawakan dr. Bernadus Sugoro DS, Sp.OG.

Materi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) AD/ART WKRI oleh Ketua Umum Presidium DPD Keuskupan Timika, Ny. Irene Adii.

Ia menekankan pentingnya ketertiban dalam penggunaan atribut organisasi.

“Saya tekankan kepada anggota WKRI untuk tertib dan mengikuti aturan dalam penggunaan atribut seperti seragam, vandel, cap organisasi, dan lainnya,” ujarnya.

Selain materi, peserta juga melakukan diskusi kelompok mengenai berbagai isu: pendidikan, kesehatan, stunting, perlindungan anak dan perempuan termasuk KDRT, ekonomi-UMKM, lingkungan hidup, serta ketahanan keluarga.

Ulang Tahun Ke-10 DPD WKRI Timika

Usai rangkaian materi, dilaksanakan Misa Syukur memperingati 10 tahun DPD WKRI Keuskupan Timika yang dipimpin Pastor Polykarpus Gunawan, SCJ.

Perayaan ditandai dengan pemotongan kue ulang tahun. Suasana hangat terasa ketika Ny. Irene Adii menyuapkan kue kepada Ketua I DPD WKRI, Ny. Fransiska Wakerkwa, dan sebaliknya, disambut tepuk tangan para peserta.

Dalam homilinya, Pastor Polykarpus mengajak umat untuk hidup sebagai “malaikat-malaikat surgawi”, menegaskan bahwa hidup beriman tidak boleh berhenti pada urusan duniawi.

“Jika kita hanya sibuk berorganisasi tetapi kehilangan roh iman, maka kita jauh dari Tuhan. Setiap tindakan kecil pun harus menjadi kesaksian hidup,” pesannya.

Ia menutup homili dengan ajakan untuk tetap dekat dengan Tuhan dan menjadi saksi iman dalam keseharian, sebagaimana Santa Sisilia yang menjadi martir karena perjalanan hidup religinya.

Ziarah Penutup ke Gua Maria Kuala Kencana

Rakorda ditutup pada Minggu (23/11) dengan ziarah pengharapan ke Gua Maria Bunda Segala Bangsa di Kuala Kencana, Mimika.

Dengan demikian, seluruh rangkaian Rakorda WKRI Keuskupan Timika 2025 secara resmi berakhir. (Maurits Sadipun)