Dr. Leonardus Tumuka (FOTO: GREN/TIMEX)
TIMIKAEXPRESS.id – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya dua karyawan PT Freeport Indonesia yang menjadi korban longsor material basah (wet muck) di area Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, pada 8 September 2025 sekitar pukul 22.12 WIT.
“Kami dari YPMAK turut berbelasungkawa yang mendalam atas meninggalnya dua karyawan PT Freeport Indonesia,” ujar Ketua Pengurus YPMAK, Dr. Leonardus Tumuka, Senin (22/9).
Ucapan duka itu tak sekadar formalitas.
Sebagai lembaga yang menaungi pemberdayaan masyarakat Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan, YPMAK selaku pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia turut merasakan duka dan sekaligus mengirim doa agar almarhum diterima di sisi Tuhan, sementara keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.
Tragedi longsor GBC pada awal September lalu menjadi pengingat betapa rentannya para pekerja tambang menghadapi risiko alam.
“Kejadian ini merupakan peristiwa di luar kendali manusia,” kata Dr. Leonardus.
Di tengah duka, YPMAK juga memberikan apresiasi kepada tim penyelamat PT Freeport Indonesia yang masih berjuang mencari lima korban lainnya yang belum ditemukan.
Ia berharap seluruh proses evakuasi dapat berjalan lancar tanpa kendala berarti.
“Kita sama-sama berdoa supaya lima korban lainnya bisa ditemukan. Kita juga mendukung dengan doa atas upaya yang dilakukan tim penyelamat PT Freeport Indonesia,” ujarnya.
Suasana haru kini masih menyelimuti Timika ketika kabar ditemukannya dua jenazah karyawan PT Freeport Indonesia menyebar pada Sabtu pagi (20/9).
Irawan (46) dan Wigih Hartono (37), dua pekerja yang sejak 8 September tertimbun material basah (wet muck) di area Grasberg Block Cave (GBC), akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Bagi keluarga, rekan kerja, dan masyarakat Mimika, kabar itu menjadi campuran antara lega dan pilu.
Lega karena penantian berakhir, pilu karena keduanya pulang untuk selamanya. (via)
Tinggalkan Balasan