KONFERENSI PERS – Nur Ifa Karupukaro (tengah), Wakil Direktur (Wadir) Perencanaan Program Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) menggelar jumpa pers pada Senin (8/4/2024) di Poumako. (FOTO: INDRI/TIMEX)

TIMIKAEXPRESS.id – Nur Ifa Karupukaro,SE selaku Wakil Direktur (Wadir) Perencanaan Program Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) membantah adanya isu yang menyatakan program kegiatan yang dijalankan LPMAK kini YPMAK tidak tepat sasaran.

Ia menegaskan, selama ini YPMAK terus dan konsisten menjalankan program pendidikan, ekonomi dan kesehatan, bahkan dalam tahun ini YPMAK memiliki program kampung sehat yang melibatkan pihak Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) dan BPJS Kesehatan untuk melayani masyarakat di pesisir maupun pegunungan Mimika.

“Kita tahu bahwa di wilayah pegunungan dan pesisir mayoritas masyarakat Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya, lantas adanya isu seperti ini, faktanya mana kalau program YPMAK tidak menyentuh masyarakat Orang Asli Papua (OAP),” tegas Ifa Karupukaro kerap ia disapa saat mengelar jumpa pers di Pelabuhan YPMAK di Poumako, Senin (8/4/2024).

Dijelaskan pula, terkait program kampong sehat, YPMAK sudah memperluas wilayah kerja mulai dari Nakai sampai Potowayburu, sementara untuk wilayah pegunungan dimulai dari Aroanop hingga Dumadama yang mayoritas adalah masayarakat asli Papua.

“Kalau untuk program ekonomi, kini kami tidak lagi bagi-bagi uang, tetapi kami ciptakan program supaya masyarakat mandiri serta mampu melalui program kegiatan secara profesional,” jelasnya.

Harapan kami adalah agar masyarakat tidak hanya menjadi penerima saja, tetapi juga sebagai pelaku dari perpanjangan tangan atau dukungan dari YPMAK.

“Yang pasti kami (YPMAK) komitmen terhadap program tiga tungku termasuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, kiranya masyarakat Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya bisa menjadi pelaku usaha sukses di masa depan,” pungkasnya.

Penegasan Ifa Karupukaro ini menyikapi pernyataan sekelompok masyarakat terkait realisasi dana 1 persen Freeport yang dikelola YPMAK selaku lembaga nirlaba.

Yohanes Kum, tokoh Amungme kepada awak media di kediaman Antonius Kemong di Jalan Cenderawasih, Timika, Sabtu (6/4/2024) mempertanyakan tidak jalannya program tiga tungku YPMAK.

“Jika benar adanya, masyarakat sepakat dilakukan evaluasi terhadap YPMAK. Hari ini kami masyarakat dari tujuh suku berkumpul untuk membahas menurunnya tiga program YPMAK sejak peralihan dari LPMAK,” jelasnya.

Menurut Yohanes, masyarakat minta klarifikasi serta diskusi dan evaluasi dana 1 persen oleh pihak Freeport.

“Kami harap ini secepatnya dilakukan, sebab anak-anak sekolah maupun kuliah di sejumlah kota studi di luar Timika, banyak yang mengeluh lapar, lampu asrama padam berhari-hari, kontrak asrama berakhir, kesulitan mendapatkan biaya rumah sakit juga bantuan usaha ekonomi bagi masyarakat,” paparnya.

Hal senada juga disampaikan Antonius Kemong, bahwasannya masyarakat tujuh suku menilai program yang dijalankan YPMAK tidak berhasil sehingga harus diaudit.

“Saat ini banyak masyarakat yang tidak mau melakukan pengobatan dan dirawat di RSMM, karena fasilitasnya sudah tidak memadai seperti dulu.Di bidang pendidikan juga banyak anak-anak tujuh suku mengeluh,” tegasnya.

Tambah Antonius, kita mau adanya transisi sehingga perlunya mengukur seluruh apa yang dijalankan YPMAK. (ela/glt)