Siswa SMK Negeri 2 Mimika Panen 56 Kilogram Terong Ungu
PANEN– Salah satu siswi SMK Negeri 2 Mimika jurusan APTH menunjukkan terong ungu hasil panen. (FOTO: Gren/TimeX)
TIMIKA, TimeX
Siswa-siswi SMK Negeri 2 Mimika Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) suskes membudidayakan dan memanen tanaman lokal, jenis terong ungu sebanyak 56 kilogram sejak akhir Mei hingga pertengahan Juni 2023.
Diversifikasi pangan melalui budidaya tanaman lokal merupakan salah satu upaya ketahanan pangan menghadapi resesi yang digadang-gadang akan dihadapi di seluruh negara di dunia.
Hal ini dibuktikan melalui praktik budidaya terong yang dilakukan siswa-siswa jurusan ATPH yang keempat kalinya memanen terong meskipun hanya memanfaatkan lahan seluas 5 X 1 meter di lingkungan sekolah.
Nice, Ketua Program Keahlihan APTH di SMK Negeri 2 Mimika kepada Timika eXpress, Selasa (20/6), mengatakan panen terong perdana pada 29 Mei 2023 lalu sebanyak 3 kg.
Menyusul panen kedua pada 5 Juni 2023 sebanyak 15 kg, panen ketiga pada 13 Juni 2023 sebanyak 16 kg, dan panen keempat pada 20 Juni 2023 sebanyak 22 kg.
“Sebanyak 56 kilogram terong yang kami panen, ini hasil dari persemaian benih terong pada 16 Maret 2023. Dari semai bibit, setelah 14 hari muncul empat hingga lima helai daun, kemudian kami pindahkan dari tempat pesemaian ke bedengan. Kami terus lakukan pemeliharaan rutin mulai penyiraman, pemupukan selama tujh hari sekali dan lain-lain terhadap pertumbuhan vegetatifnya,” kata Nice.
Adapun hasil dari tiga kali panen terong itu dijual Rp10.000 ke warga sekitar sekolah di Tipuka, Distrik Mimika Timur.
Sedangkan panen keempat tidak dijual, namun dibagikan kepada para guru dan siswa-siswi SMK Negeri 2 Mimika.
“Jadi, budidaya tanaman terong ini merupakan praktik Uji Kompetensi Keahlian (UKK) siswa-siswi kelas XII SMK Negeri 2 Mimika pada 16 Maret 2023 lalu,” terangnya.
Ia menambahkan, selama proses budidaya terong, ada beberapa proses perawatan yang dilakukan agar terong yang ditanam bertumbuh dengan baik dan sehat, diantaranya proses penyiangan atau pembersihan rumput di sekitar tanaman tersebut.
“Siswa-siswi kami juga rutin pangkas tunas air agar lebih produktif, kemudian diberi pukuk jenis NPK atau pupuk susulan, termasuk pupuk dasar yaitu pupuk kandang atau kotoran ayam sebanyak 5 kg untuk masing-masing bedeng,” tambahnya.
Lebih lanjut kata Nice, pihaknya sering mendapat bantuan bibit dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Hortikultural, juga pupuk NPK organik, serta sarana-prasarana pendukung lainnya. (glt)