SHU K3PBM Tahun 2022 Capai Rp317 Juta
BERSAMA- Anggota dan pengurus K3PBM, serta Perwakilan dari Disnak dan Dinas Koperasi dan UMKM foto bersama usai RAT di Tongkonan, Jalan Sam Ratulangi, Selasa (23/5). (FOTO: INDRI/TIMEX)
TIMIKA,TimeX
Terhitung sejak 2021-2022 Koperasi Konsumen Komunitas Peternak Babi Kabupaten Mimika (K3PBM) memperoleh Sisa Hasil Usaha ( SHU) sebesar Rp 317 juta lebih, yang akan dibagikan untuk dana pengembangan sebesar 50 persen, dana operasional 25 persen, jasa simpanan 10 persen dan jasa usaha anggota 15 persen.
RAT K3PBM dilaksanakan di Gedung Tongkonan, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Koperasi yang diwakili Srikanti Muis, Kepala Seksi Penertiban dan Pengawasan Koperasi, Selasa (23/5).
Hadir perwakilan dari Dinas Peternakan (Disnak) Saferius Titit, Kepala Seksi Teknologi Pengembangan Ternak.
Calvin Arrung, Ketua K3PBM kepada Timika eXpres mengatakan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh koperasi hingga bisa memperoleh SHU salah satunya penjualan pakan ternak murah, dengan harga subsidi.
“Sebenarnya tidak terlalu untung, karena kita berikan subsidi, memang sementara ini kita sedang berkoordinasi dengan Freeport, agar kita bisa menyuplai daging babi. Namun ada beberapa peryaratan yang diminta belum bisa kami penuhi,” jelas Calvin.
Sehingga kedepan, rencana koperasi, akan mencari lahan, untuk membangun tempat pemotongam babi, tujuannya sudah pasti untuk mensejaterahkan anggota koperasi yang saat ini berjumlah 360 orang.
Calvin menjelaskan, terkait dengan pembentukan K3PKBM, berawal saat pendemi Covd-19, dimana kala itu, hampir semua peternak babi mengalami kesulitan, ternak tidak terjual, sedangkan harga pakan terus naik. Dengan didukung oleh Anggota DPRD Rizal Pata’dan dibuatlah legalitas koperasi.
“Puji Tuhan, setelah adanya legalitas hukum, koperasi masih bisa bertahan hingga hari ini, dan bisa melangsungkan RAT,” ujar Calvin.
Lanjutya, kegiatan peternak babi ini merupakan kegiatan ekonomi mikro yang mana sebagian besar masyarakat di Mimika melakoninya.
“Selama ini peternak babi kurang mendapat perhatian, padahal kegiatan ini sangat diminati oleh masyarakat, banyak masyarakat menggantungkan hidup hanya dengan beternak babi,” tambahnya.
Namum akhir-akhir ini, peternak babi kecil mulai merasa khwatir, sejak pengusaha besar, kini terjun juga dalam beternak babi, hal tersebut tentu saja menjadi ancaman bagi peternak mikro.
Sementara itu, Saferius Titit mengatakan, beternak babi, merupakan peluang besar bagi anggota koperasi, karena melalui kebijakan pemerintah yang melarang daging babi dari luar Papua masuk, akan memberikan kesempatan baik.
Sedangkan menyangkut dengan pakan, Disnak telah mencoba memgembangkan pakan skala pabrik rumahan, tujuannya agar bisa menjawab keluhan peternak.
“Untuk itu kami melakukan studi banding di luar Papua agar bisa mempelajari bagaimana membuat pakan ternak, semoga apa yang sudah dilakukan bisa berguna bagi seluruh anggota,” jelasnya.
Disamping itu, Srikanti Muis dalam sambutnya mengatakan, RAT K3PBM merupakan RAT pertama di tahun ini, beberapa tahun sebelumnya, banyak koperasi yang tidak lakukan RAT karena Covid-19, maka dengan situasi yang telah kondusif, diharapkan semua koperasi bisa melangsungkan RAB
RAT ini merupakan hal yang mutlak yang harus dilaksanakan, RAT juga merupakan implementasi dan semangat yang harus hidup, selain itu RAT ini tidak terlepas dari asas kekeluargaan.
RAT juga adalah momen antara pengurus dan pengawas dapat mempertanggungjawabkan dan memberi laporan selama 1 tahun berjalan.
“Dalam RAT, pengurus dapat melaporkan aspek usaha dan permodalan anggota koperasi, dan diharapkan anggota dapat memberikan tanggapan agar koperasi bisa maju kedepan bisa menjadi koperasi yang mandiri,” tuturnya.
Selain itu, Dinas Koperasi akan terus melakukan pendampingan, agar kualitas koperasi bisa terus meningkat. Kehadiran K3PBM diharapkan bisa menjadi pemberdayaan, ekonomi. Ini tidak terlepas dari kinerja yang bagus oleh pengurus dan pengawas K3PBM.
“Kami berikan apresiasi kepada pengurus dan pengawas K3PBM yang terus eksis dan dapat mengimbangi dunia usaha,” ucapnya lagi.
Ditambahkan, Indikator keberhasilan koperasi dilihat dari sejauh mana tingkat kehidupan anggotanya sebelum dan sesudah berkoperasi.
“Umur K3PBM masih sangat mudah karena ini RAT pertama, tetapi saya percaya pengurus memiliki kualitas didalam usaha, asalkan kita bisa bersama-sama membantu pengurus,” katanya.(ela)