Berita Timika

Pengurus AMKI Kabupaten Mimika dan Puncak Resmi Dilantik

Petrus: AMKI Harus jadi Mediator dan Mitra Pemerintah

PELANTIKAN – Ketua dan pengurus AMKI Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak mengikuti prosesi pelantikan di Pelataran Graha Eme Neme Yauware, Jumat (30/6). (FOTO:YOSEF/TIMEX)

TIMIKA, TIMIKAEXPRESS.id – Pengurus Angkatan Muda Kemah Injil (AMKI) Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak menggelar tiga rangkaian kegiatan, mulai deklarasi, konsolidasi hingga pelantikan pengurus masa bakti 2023-2027.

Prosesi pelantikan dipimpin Nason Uti selaku Ketua Dewan Pimpinan Pusat ( DPP) AMKI dilangsungkan di pelataran Graha Eme Neme Yauware, Jumat (30/6).

Seluruh rangkaian acara diikuti oleh Bupati Puncak Willem Wandik, Petrus Lewa Koten selaku Plt. Asisten II Bidang Perekonomian Setda Mimika, pengurus AMKI dari dua kabupaten serta tamu undangan lainnya.

Raim Uamang terpilih sebagai Ketua AMKI Kabupaten Puncak, sedangkan Pieter Edoway sebagai Ketua AMKI Kabupaten Mimika yakni Pieter Edoway.

Raim Uamang yang juga Ketua Panitia, mengatakan sebelum puncak kegiatan hari ini (kemarin-Red), pihaknya menggelar pertandingan olahraga, diantaranya futsal, voli dan basket putra dan putri.

“Untuk giat lomba sudah tuntas digelar sejak minggu lalu. Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi menyukseskan seluruh rangkiaan acara hingga hari ini (kemarin-Red),” tandasnya.

Sementara itu, Petrus Lewa Koten, mengatakan sejarah pelayanan Gereja Kemah Injil (Kingmi) di tanah Papua di usia ke-46, ini terus melecut semangat generasi muda Kingmi dengan mencetuskan ide pembaharuan dalam pelayanan.

Ini dibuktikan melalui Musyawarah Pemuda ke IV di Nabire pada 26 Juli 2006 lalu, termasuk deklarasi pemuda hingga melahirkan AMKI di tanah Papua sebagai wadah pemuda yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan dan religi.

Disamping itu, dengan semangat kejuangannya yang kritis, dinamis dan rasional, AMKI bertekad menegakkan demokrasi, keadilan dan supremasi hukum secara sinergis.

“Kaum muda sebagai sumber insani dan ahli waris serta penerus cita-cita gereja dan bangsa, perlu mempersiapkan dan membina diri menjadi kader-kader penerus gereja, bangsa dan negara, agar dapat menjadi generasi yang berpandangan rasional, berbudipekerti luhur, serta memiliki keterampilan dan bertanggung jawab demi masa depan gereja, bangsa dan negara yang lebih baik,” serunya.

Ia pun berharap ke depan dengan terbentuknya AMKI Papua siap menjadi mediator dan mitra pemerintah dalam pembangunan dan bergandeng tangan membangun sumber daya dan memberdayakan generasi muda di tanah Papua.

Selanjutnya, Nason Uti,  Ketua DPP AMKI, mengugkapkan, atas ijin roh dan leluhur yang diletakkan oleh para pendeta sejak 1969 silam itu telah memberkati orang Papua dan bangsa-bangsa datang di tanah ini untuk melayani dan memberikan makan kepada sesama.

AMKI telah lahir bersama kemajuan masyarakat akar rumput di kabupaten-kabupaten pegunungan tengah Papua dan masuk melalui Kabupaten Mimika, sehingga sudah selayaknya AMKI mendeklarasi pembentukan DPD I dan DPD II, baik AMKI Kabupaten Puncak dan Kabupaten Mimika.

“Kemajuan masyarakat pengunungan tengah Papua melalui gereja Kingmi, dan hari itu di Pantai Utara Papua tanah ini pertama kali ditemukan oleh Raja Meksiko pada tahun 1827, namun dalam perkembanganya kami orang gunung telah berubah kehidupan mulai tahun 1939 oleh Pdt. Debler dan Pdt. Walter Pos, dimana kedua pendeta inilah yang memberkati sungai-sungai di gunung grasberg atau Gunung Sinai di Papua yang memberi makan bagi bangsa-bangsa di dunia ini,” paparnya.

Dikatakan pula, Gereja Kingmi distigmatisasi sebagai gereja negatif, namun dalam perubahan yang sedang terjadi, baik itu perubahan globalisasi, demokrasi dan sosial budaya juga lebih dari itu adalah perubahan regulasi nasional, maka AMKI tidak ingin masuk kedalam OKP nasional cukup organisasi daerah. Tapi karena perubahan regulasi sehingga, mau tidak mau harus masuk skala nasional.

“Keberadaan gereja Kingmi bukan lagi gereja kampung, bukan gereja warga pengungsi, melainkan gereja tuan rumah di tanah Papua dan keberadaan kami harus diakui karena berpegang teguh pada janji Allah serta mandat yang diterima orang tua kami terdahulu,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan membangun tanah Papua bersama pemerintah dan masyarakat pada umumnya, juga akan berkembang dalam berbagai dinamika pembangunan, baik di kampus-kampus, di tengah masyarakat mulai tingkat RT,RW kampung, distrik dan kabupaten. (acm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button