Berita Papua

Pengaruh Pola Pangan Keluarga Terhadap 1.000 Hari Pertama Kehidupan Balita

PREVALENSI penyakit makro dan mikro di seluruh dunia meningkat drastis hingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius,terutama pada kelompok rawan gizi,salah satunya ibu hamil dan anak Bawah Dua Tahun (Baduta). Hal ini sangat membutuhkan penanganan yang komprehensif dan dimulai dari asupan gizi pada ibu hamil.

Defisiensi harus dianggap sebagai penyakit dan faktor risiko status gizi dan penyakit lainnya. Status kesehatan ibu hamil dan Baduta sebagai sumber daya manusia,semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan saat kehamilan serta menyusui hingga anak usia dua tahun merupakan periode yang sangat kritis. Periode seribu hari kehidupan,yaitu 270 hari selama kehamilan dan730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan,merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik,tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasan,yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktifitas kerja.

Pola pangan merujuk pada kebiasaan dan cara keluarga dalam mengkonsumsi makanan,yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ketersediaan pangan,aksesibilitas,pendapatandan pengetehahuan tentang gizi. Dalam konteks ketahanan pangan,pola konsumsi ini sangat penting karena berhubungan langsung dengan kesehatan dan kesejahteraan anggota keluarga terutama ibu hamil, balita dan ibu menyusui. Hal ini tentu dmberbeda-beda antar daerah tergantung pada pekerjaan,pengetahuan dan cara pengelolaan bahan makanan pada masyarakat yang memliki pekerjaan sebagai petani atau swasta tidak tetap tentunya akan mempengaruhi ketersediaan pangan keluarga yang dampaknya pada pada masalah gizi ibu hamil di 1000 HPK yang mana akan mempengaruhi Gizi pada ibu hamil dimana ibu hamil akan mengalami masalah gizi seperti Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah kondisi dimana ibu mengalamai asupan kalori yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energy selama kehamilan.

Hal ini ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang seperti stuting atau wasting pada balita.Anemia defisensi besi adalah masalah umum yang dihadapi oleh ibu hamil. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gejalah seperti kelelahan,kulit tampak pucat dan penurunan nafsu makan.Anemia dapat berpengaruh buruk pada kesehatan ibu dan janin termasuk risiko kelahiran premature.Ganguan akibat Kurangan Yodium. Yodium sangat penting untuk perkembangan otak dan sistim saraf bayi. Kekurangan yodium selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan perkembangan mental dan fisik pada anaksehingga secara langsung mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan dan tentunya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya, pola pangan keluarga memiliki dampak yang signifikan terhadap Seribu Hari Pertama Kehidupan yaitu periode kritis dari konsepsi hingga usia dua tahun.

Berikut adalah beberapa dampak utama yang biasa terjadi:

  1. Nutrisi yang Adekuat :  Nutrisi yang baik selama kehamilan dan menyusui sangat penting untuk perkembangan otak dan fisik bayi. Keluarga yang memiliki pola makan sehat dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
  2. Pencegahan Stunting:  Pola makan yang buruk,rendahnya asupan gizi,dan kurangnya variasi pangan dapat berkontribusi  pada kejadian stunting atau pertumbuhan yang terhambat,yang biasanya berdampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak.
  3. Kesehatan Jangka Panjang: Kebiasaan makan yang  ditanamkan dalam keluarga akan membentuk pola makan yang tidak sehat biasa meningkatkan  risiko  penyakit tidak menular,sepeti obesitasdi kemudian hari.
  4. Kesiapan pangan dan Akses: Keluarga yang mimiliki akses terbatas pada bahan pangan yang bergizi mungkin akan kesulitan memenuhi kebutuhan gizi pada seribu hari pertama. Hal ini  dapat menyebabkan kekurangan gizi.
  5. Pendidikan Gizi: Keluarga yang memahami pentingnya gizi dan pola maka sehat dapat mengarahkan anak-anak mereka untuk mengadopsi kebisaan makan yang lebih baik,yang sangat berpengaruh pada kesehatan mereka.
  6. Dampak Psikososial: Pola pangan yang baik dalam keluarga juga dapat mendukung perkembangan social dan emosional anak,karena makanan seringkali menjadi bagian dari interaksi sosial

Dengan memastikan pola makan yang sehat dan bergizi selama seribu hari pertama kehidupan, keluarga dapat memberikan fondasi yang kuat untuk kesehatan dan kesejahteraan di masa depan.

     Pada Point no. 4 inilah yang menjadi program prioritas Puskesmas dimana puskesmas hadir   untuk membantu meringankan beban keluarga terutama bagi keluarga yang berisiko masalah gizi. Salah satu program yang diluncurkan melalui dana bantuan operasional kesehatan/BOK yang bersumber dari pusat adalah memberikan akses bagi ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi dengan menyiapakan Pemberian Makanan Tambahan bagi ibu hamil dan balita dengan masalah gizi.

Khusus Puskesmas Kwamki jumlah ibu hamil sejak jan-oktobert 2024 adalah 84 orang dan yang diberi PMT sebanyak 75 ibu hamil sedangkan PMT balita 75 balita dari 635 balita. Data ini menunjukkan  bahwa  Distrik Kwamki Narama merupakan penduduk Orang Asli Papua sebanyak 95% dengan pekerjaan sebagai petani sehingga kebutuhan akan bahan pangan keluarga sangat terbatas dan bila mana ada ibu hamil dan balita pastilah mereka ini menjadi risiko masalah gizi oleh sebab itu marilah kita mengapresiasi bagi pemerintah pusat bahwa kehadiran bantuan operasional kesehatan ini sangatlah membantu msayarakat terutama ibu hamil dan balita karena dana bantuan operasional kesehatan yang diluncurkan bagi ibu hamil

Penyebab Ibu Hamil Kurang Gizi

Kurang Gizi terjadi karena kebutuhan zat gizi selama kehamilan tidak terpenuhi dengan baik,umumnya kondisi ini disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat selama kehamilan. Selain itu,sejumlah faktor berikut juga dapat menjadi penyebab kurangnya kekurangan gizi pada ibu hamil

  • Asupan Gizi dan kalori yang tidak memadai
  • Morning sickness yang menyebabkan kurangnya nafsu makan
  • Hilangnya nafsu makan karena kondisi kesehatan lain,seperti infeksi kronis dan depresi
  • Penggunaan obat tertentu yan bias mengganggu penyerapan zat gizi

Pengaruh Ibu Hami Kurang Gizi Terhadapa Janin

Selainpadapribadi,kekurangangizisaathamil juga bias berdampak buruk terhadap janin dalam kandungan.Berikut beberapa pengaruh kurang gizi pada janin:

  • Lambatnya Pertumbuhan Janin
  • Berat Lahir Rendah
  • Bayi Lahir Mati
  • Kematian perinatal/bayi meniggal dalan tujuh hari setelah lahir
  • Gangguan pada sistim saraf,percernaan,pernapasan dan peredaran  darah janin
  • Kelahiran Prematur
  • Organ Tubuh tidak Sempurna
  • Kerusakan Otak
  • Cacat Lahir

Cara Mencegah  Kurang Gizi selama Kehamilan tentunya dengan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dengan sebaik mungkin. Berikut berbagai Jenis Zat Gizi yang penting bagi ibu Hamil dan sumbernya:

  • Asam Folat : Sayuran berdaun hijau
  • Vitamin D  : Telur,Ikan
  • Vitamin C  : Jeruk,Stroberi,Brokoli
  • Zat Besi     : Sayuran Berdaun hijau,kacang-kacangan dan daging
  • Kalsium     : Susu,Keju,Youghurt
  • Asam Lemak Omega 3 : Ikan Laut

Masa Seribu Hari Kehidupan (1000 HPK), yaitu 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan, merupakan periode sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasan, yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktifitas kerja. Penulis  memandang penting Adanya Kolaborasi Program kerja  sehingga mampu memberantas kekurangan pangan keluarga serta menyelamatkan ibu baliata dari masalah kekurangan Gizi terutama pada 1000 HPK bersama dinas terkait (Dinas Peternakan,Dinas Pertanian,Dinas Sosial,Dinas Kesehatan,Dinas Ketahanan Pangan,Dinas Pertanian,DMPK,BAPPEDA,Dinas Pendidikan,Dinas PU serta Tokoh  Masyarakat semoga terlahir, tumbuh dan berkembang bayi tanpa masalah kesehatan dan terbentuk generasi yang sehat untuk mengisi pembangunan di masa kini dan mendatang. (oleh: Veronika Doropia, S.Gz, Mahasiswi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Universitas Cenderawasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button