Menuju, Pilkada Mimika 2024 Antara Peluang dan ‘Amunisi’
JELANG kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Mimika, 27 November 2024 mendatang, berpotensi diisi oleh figur-figur baru.
Figur lama yang bakal tampil di Pilkada Mimika 2024, yaitu Johannes Rettob, yang sudah pasti diusung PDI Perjuangan dan Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat).
Sedangkan pendatang baru, yaitu Maximus Tipagau, Alex Omaleng, Pieter Yan Magal, Fernando Jansen Tinal, termasuk Laitam Gredenggo dan Elminus B. Mom juga diprediksi bakal meramaikan kontestasi Pilkada Mimika 2024.
Luky Mahakena, Ketua Forus Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Mimika, mengungkapkan, dari beberapa figur tersebut memiliki peluang yang sama untuk menang.
Dilihat dari rekam jejak masing-masing, mereka adalah figur-figur yang sudah lama berkarier dalam dunia politik.
Namun, kata Luky, tidak menutup kemungkinan figur baru seperti yang disebutkan di atas, punya peluang besar pada Pilkada Mimika mendatang.
“Saya melihat memang ada orang lama. Terus ada juga figur baru. Bagi saya orang-orang yang diperbincangkan ini, adalah orang-orang hebat, dan mereka mampu membawa perubahan Mimika lebih baik ke depan,” kata Luky.
Akademisi kawakan ini pun menyatakan, sepengetahuannya dari platform media sosial, bakal calon bupati-wakil bupati yang sudah pasti berpasangan, yaitu Johannes Rettob-Emanuel Kemong dengan jargon JO’EL, Alex Omaleng-Yusuf Rombe Pasarin, sementara kandidat lainnya masih ‘merahasiakan’ pasangannya.
Yang pasti, para kandidat yang diusung Parpol sedang melakukan penjajakan mengenai bakal calon yang akan maju pada Pilkada Mimka nanti.
Namun, sambung Luky, setiap bakal calon yang serius ingin maju harus memiliki kemampuan yang mumpuni.
Misalnya dalam hal kapasitasnya, kemampuan finansial, termasuk tingkat popularitas dan elektabilitasnya di mata publik.
“Saya yakin, partai politik juga selain mempertimbangkan mahar politik yang disiapkan kandidat, mereka juga mempertimbangkan tingkat elektabilitas dan popularitasnya. Sebab, partai politik tidak hanya menerima mahar, tapi juga akan memperjuangkan siapa yang diusung itu harus menang,” jelasnya.
Ia tidak menampik, perihal kemampuan finansial tiap-tiap kandidat, bukan hanya untuk kepentingan mahar politik, tapi juga untuk kesiapan amunisi dalam kontestasi Pilkada nanti.
Menurut Luky, hal ini perlu disiapkan, mengingat kecendrungan pemilih di Kota Mimika yang pragmatis. Di mana nilai suara sangat tinggi.
“Bukan berarti kita mendorong pada kegiatan politik uang, tapi memang seperti itu kenyataannya. Itu yang dinamakan cost (biaya) politik,” terangnya.
Ditanya mengenai siapa yang paling berpengaruh di antara figur-figur tersebut, Luky belum mau mengambil kesimpulan.
Menurutnya, tidak ada parameter pasti untuk melihat tingkat pengaruh figur-figur tersebut.
Artinya, semua punya pengaruh pada porsinya masing-masing.
“Sudah tentu masyarakat pemilih akan memilih figur dilihat dari pengabdian dan kontribusinya terhadap Mimika. (maurits sadipun)