TIMIKA,TimeX

Maximus Tipagau, seorang pemimpin muda berpengaruh dari Tanah Papua, menyampaikan duka cita yang mendalam atas kehilangan tujuh warga akibat musibah tanah longsor yang melanda area Wini Kali Kabur, Distrik Tembagapura, Timika, Papua Tengah pada Minggu (14/7/2024).

“Kami pun merasa sedih dan turut berbelasungkawa atas meninggalnya tujuh orang warga. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan ketenangan, dan semoga para korban mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya,” ujar Maximus Tipagau pada Senin (15/7/2024) di Timika.

Peristiwa tragis ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat korban, tetapi juga meruntuhkan hati seluruh masyarakat Mimika.

Maximus menambahkan, “Semoga mereka mendapatkan ketenangan abadi di sisi-Nya, dan semoga perjalanan pemulihan bagi yang masih berjuang dapat berjalan lancar dan penuh harapan”.

Di tengah-tengah duka yang menyelimuti komunitas, Maximus Tipagau mengajak seluruh warga untuk bersatu dalam memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, serta tetap menjaga semangat gotong royong yang telah menjadi kekuatan utama masyarakat Timika dalam menghadapi cobaan.

Menurut keterangan resmi dari kepolisian setempat, musibah longsor itu terjadi di area Wini Kali Kabur pada Minggu (14/7/2024) sekitar pukul 09.00 WIT.

Musibah tersebut diduga akibat curah hujan yang tinggi di wilayah setempat sejak pagi hari sebelum kejadian.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom., menerangkan, laporan awal terjadinya longsor disampaikan oleh seorang warga kepada anggota Polsek Tembagapura.

“Dari kejadian ini, tujuh orang dinyatakan meninggal dunia, termasuk lima orang dewasa dan dua anak-anak. Saat ini, identitas para korban sedang dalam proses identifikasi lebih lanjut,” ucap Kabid Humas pada hari kejadian.

Kapolres Mimika, AKBP I Komang Budiarta, S.I.K., dalam imbauannya kepada masyarakat, mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap daerah-daerah rawan banjir dan longsor.

Dia juga mendorong agar masyarakat aktif memantau perkembangan cuaca dan mematuhi peringatan dini untuk meminimalisir risiko yang dapat mengancam keselamatan jiwa.

Adapun ungkapan duka dari Maximus Tipagau, ini tidak hanya mencerminkan empati yang tulus terhadap para korban bencana, tetapi juga komitmennya turut serta dalam upaya pemulihan dan keselamatan masyarakat di Timika.

Dalam situasi yang penuh keprihatinan ini, Maximus Tipagau memperlihatkan teladan yang kuat, bagaimana seorang pemimpin dapat bersikap dalam menghadapi tragedi, yaitu dengan bersatu dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, dengan tetap memelihara semangat kebersamaan dalam komunitas. (tim)