Berita Timika

Launching Pusat Bantuan Mediasi GKI Mimika, PBM-GKI Harus Mampu Memediasi Persoalan Menciptakan Papua Damai

TANDA TANGAN – Wamendagri, John Wempi Wetipo saat menandatangani prasasti launching Lembaga Mediasi GKI dengan didampingi Plt. Bupati Mimika Johannes Rettob serta tamu undangan lainnya di Hall Room Hotel Cenderawasih 66 pada Rabu (17/7). (FOTO: YOSEF/TIMEX)

TIMIKAEXPRESS.id – Jhon Wempi Wetipo, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Republik Indonesia didaulat meresmikan (launching) Pusat Bantuan Mediasi GKI (PBM-GKI) Mimika.

Launching PBM-GKI di Hotel Cenderawasih 66 pada Rabu (17/7) ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wamendagri dan disaksika tamu undangan lainnya.

PBM-GKI yang diresmikan ini telah terakreditasi oleh Mahkamah Agung RI (SKKMA NO:102/KMA/SK/IV/2022) berkedudukan di Kabupaten Mimika,sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah, berperan serta memanfaatkan, mengembangkan dan mendayagunakan mediasi sebagai upaya penyelesaian sengketa, konflik dan kekerasan yang humanis dan mencipatakan Papua damai.

Termasuk menduplikasi mediator profesional yang berintegritas tinggi dan berdedikasi untuk perdamaian.

Wamendagri dalam sambutannya, mengatakan PBM-GKI adalah satu-satunya lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah supaya mampu menjembatani, memediasi persoalan, baik terhadap sesama OAP, termasuk pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Ia juga mengingatkan, tugas dan tanggungjawab semua pihak adalah menciptakan agar Papua damai.

“Kita tidak bisa menghindari konflik, kalau terjadi mari kita bersatu untuk selesaikan, dan saya kira lembaga ini hadir untuk memediasi setiap permasalahan yang terjadi,” katanya.

Apalagi, kata Wamendagri dalam catatan yang disampaikan kepadanya, lembaga mediasi ini sudah berbagai angkatan.

“Saran saya ke depan, lembaga ini kasih tugas kepada orang-orang yang dihasilkan supaya punya case atau progresnya lapor kepada kami, supaya kami juga bangga bahwa produk kami ada hasil dari proses dimediasi di lapangan. Jangan kita hasilkan sertifikat tapi tidak ada tindakan nyata di lapangan,” tegasnya.

Ia berharap setelah launching PBM-GKI, semua bisa berjalan baik.

“Jangan sampai saya launching hari ini bukan untuk menuju perbaikan, jangan sampai niat baik, niat besar kita tidak terwujud,” tandasnya.

Sementara itu, Pdt. Albert Yoku selaku Penasehat PBM-GKI mengatakan, mediasi atau mediator harus terus dikembangkan oleh GKI Tanah Papua dalam menerjemahkan perikop injil Matius 5:9, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”.

Untuk mempraktekan firman tersebut dibutuhkan berbagai hal, yakni kecakapan untuk melakukan tugas membawa damai.

“Kenapa tugas ini penting, karena sejak tahun 1960an sampai tahun 1993 dan sampai hari ini sudah menjadi BPM-GKI. Ini adalah cara GKI mendidik dan melibatkan banyak kelompok maupun generasi supaya dapat menjadi fasilitator atau mediator dalam menyelesaikan masalah secara damai di berbagai tempat dimana kita berada,” ujarnya.

Dijelaskan pula, pada tahun 1993, Yayasan Pengembangan Masyarakat Desa (YPMD) Papua bersama YLBH Jakarta pertama kali menyelenggarakan kegiatan pelatihan mediasi. 

“Mediasi untuk menghadirkan orang yang bisa melakukan kegiatan-kegiatan mitigasi dan non mitigasi. Kegiatan-kegiatan pembelaan hukum, maupun masyarakat,” ungkapnya.

Selepas itu, tahun 2007 pihaknya melanjutkan kegiatan bersama dengan Mahkamah Agung dan dewan gereja sedunia untuk melatih mediator.

“Termasuk pada kegiatan bersama dewan gereja sedunia kita juga melatih sekian banyak orang untuk menjadi diplomat, bagaimana berdiplomasi, baik secara lokal, nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Dikatakannya, lembaga yang dibentuk ini sudah 30 kali melatih dan mempersiapkan orang-orang dari sekian banyak komponen.

“Baik gereja, masyarakat adat, tokoh adat juga dari TNI/Polri maupun pemerintah. Kita melatih bagaimana cara menyelesaikan masalah secara damai,” katanya.

Ia menambahkan, pihaknya kini mulai masuk dengan cara pelatihan mediasi bertajuk talk show.

“Selain kita latih tutor, kita juga mau dengar pandangan para tokoh dalam penangaan konflik di Papua. Karena Papua sampai hari ini, bahkan tadi pagi (kemarin-Red) ada tiga saudara kita jadi korban penembakan di Puncak Jaya. Siapa yang bisa menyelesaikan masalah ini di Papua. Apakah Papua terus tinggal dalam masalah? Konflik? Atau harus ada jalan keluar,” tegasnya.

Ia juga bercerita, dulu pihaknya sangat sulit mengungkap suatu peristiwa, namun mulai tahun 1987, gereja-gereja Katolik, Kingmi, Baptis, GKI di Jayapura memutuskan untuk membentuk LBH di Papua.

“Kemudian pada tahun 1998, kita mendirikan Elsham oleh pihak gereja bersama sejumlah tokoh masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, ada juga dibentuk forum namanya Koreri atau forum rekonsiliasi.

“Semua ini kita bentuk untuk melatih umat supaya dapat menghadapi dan mengatasi konflik yang terus berkepanjangan di tanah Papua,” tambanya.

“Kita melakukan rekonsiliasi, capacity building terhadap pembawa damai, kita melakukan berbagai hal untuk itu. Kita berusaha membangun damai tidak gampang juga, tapi bagaimana kita bisa menciptakan kedamaian itu,” tandasnya.

Sementara itu, Plt. Bupati Mimika, Johannes Rettob menyambut baik hadirnya PBM-GKI di Mimika.

“Atas nama pemerintah, saya ucapkan terimakasih kepada PBM GKI yang merupakan satu lembaga, ini terobosan yang luar biasa,” ucapnya.

Ia berharap kehadiran lembaga ini bisa memfasilitasi berbagai macam konflik di Papua.

“Konflik macam-macam yang terjadi terkait dengan kekerasan, hak asasi manusia, hak-hak OAP, dan lainnya. Konflik kekerasan dan sengketa yang banyak sekali terjadi di kita disini. Konflik harus kita cegah,” ucapnya.

Dikatakan menjadi kebanggan masyarakat Mimika dengan kehadiran PBM-GKI yang selalu menyajikan pembahasan-pembahasan yang membangun.

“Menjadi kebanggaan juga khususnya kami di Mimika dengan kehadiran BPM, dimanan materi-materi yang disampaikan melahirkan mediasi luar biasa. Saya harap jangan event-event ini hanya sebagai ceremony, tapi harus diaplikasikan dalam kehidupan kita,” pesannya. (acm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button