Fitria Sebut Dua Faktor Penyebab Cuaca Panas di Mimika
Fitria Nur Fadlilah (FOTO : ELISA/TimeX)
TIMIKA, TimeX
Fitria Nur Fadlilah selaku Forecaster pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikia (BMKG) Kabupaten Mimika menyebutkan faktor cuaca di Mimika cenderung panas pada siang hari, ini dikaenakan posisi matahari di Bulan Juni ini berada di belahan bumi selatan, dan pola arus udara diatmosfer yang cenderung mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Masih menurut Fitria, hal ini juga dipengaruhi oleh matahari mengalami gerak semu, dimana ada kalanya matahari berada tepat di garis khatulistiwa, atau terkadang di belahan bumi utara, bahkan kadang di belahan bumi selatan.
“Bulan ini posisi matahari berada di belahan bumi selatan dan Mimika juga letaknya termasuk di selatan khatulistiwa, sehingga Mimika cenderung mendapatkan sinar matahari yang banyak,” kata Fitria kepada Timika eXpress di Kantor BMKG Mimika, Selasa (20/6).
Faktor berikut dipengaruhi oleh pola arus udara yang ada diatmosfer.
Fitria menjelaskan pola arus udara cenderung mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Ia mencontohkan, beberapa hari lalu, tekanan yang lebih rendah berada di daerah lain seperti di Kalimantan sehingga uap air di atmosfer Timika relatif sedikit, ini menyebabkan panas dari matahari langsung ke permukaan bumi.
“Berbeda dengan hari ini (kemarin-Red), di Timika menjadi titik pertemuan arus udara namun tidak terlalu signifikan. Sehari sebelumnya, dengan adanya pertemuan arus memungkinkan terbentuknya awan lebih banyak dan massa uap air dari berbagai tempat cenderung berkumpul di Mimika, sehingga hari ini (kemarin-Red) cenderung cerah berawan,” jelasnya.
Adapun kondisi cuaca di sore dan malam hari di Mimika terjadi hujan dikarenkan adanya pemanasan yang cukup lama, maka terjadi penguapan yang lebih besar, Fitria menambahkan, terjadinya pengumpulan uap air di atmosfer dan ketika awan tidak bisa menampung uap air, maka turun hujan.
“Timika memang begini, siang panas terjadilah penguapan entah dari laut, danau, sumur, atau sungai setelah berakumulasi di atmosfer pada sore atau malam hari turun hujan,” tutupnya. (kay)