Disnak Keswan Lakukan Pemeriksaan Post Mortem di 34 Masjid
PERIKSA– Sabelina Fitriani Kepala Disnak Keswan didampingi Petrus Lewa Koten, Asisten II Setda Mimika saat melakukan pemeriksaan Post Mortem di Masjid LDII, Kamis (29/6) (FOTO: YOSEF/TIMEX)
TIMIKA, TIMIKAEXPRESS.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) melakukan pengawasan terhadap hewan kurban dengan melakukan pemeriksaan Post Mortem.
Pemeriksaan Post Mortem ialah pemeriksaan kesehatan setelah disembelih yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang, dengan tujuan memberikan jaminan bahwa karkas, daging dan jerohan yang dihasilkan aman dan layak (diedarkan dan atau konsumsi).
Selain itu, mencegah beredarnya jaringan pemotongan hewan sakit, misalnya pada kasus cacing hati, cysticercosis, brucellosis dan lainnya.
Turut hadir pada kegiatan pemotongan hewan kurban di masjid tersebut, Asisten II Setda Mimika, Petrus Lewa Koten, Sabelina Fitriani, Kepala Disnak Keswan dan beberapa tim dari Disnak Keswan Mimika.
Sabelina Fitriani, Kepala Disnak Keswan mengatakan, tempat pemotongan hewan kurban di Masjid Miftahul Huda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sangat memenuhi standar kelayakan pemotongan hewan dan kesejahteraan hewan dan patut dicontoh masjid-masjid lain di Kabupaten Mimika.
“Yang saya lihat di sini sangat memenuhi standar kelayakak pemotongan hewan dan kesejahteraan hewan, paling bagus, patut dicontoh. Masukan dari kami selalu mereka respon sehingga setiap tahun ada perubahan yang lebih baik,” kata Sabelina Fitriani di Masjid LDII, Kamis (29/6).
Dikatakan, pihak masjid memisahkan tempat penyembelihan, pemotongan dan pembersihan jeroan. Sementara darah hewan dibuang dalam lubang khusus. Tempat penyembelihan sekelilingnya ditutupi dengan terpal agar tidak dilihat anak-anak dan sapi yang masih hidup.
Pasalnya, jika dilihat oleh sapi yang masih hidup akan membuat sapi menjadi stress dan mempengaruhi kualitas daging.
“Jadi pihak masjid benar-benar memisahkan semuanya dengan sangat baik dan sangat memenuhi standar kelayakan,” jelasnya.
Lanjutnya, dari pemeriksaa beberapa ekor sapi ditemukan satu ekor yang mengandung cacing hati, sehingga khusus bagian hati dibuang. Namun, ia juga memastikan cacing hati yang ditemukan saat itu tidak merusak kualitas daging.
Ia menyebutkan tahun ini pihaknya melakukan pemeriksaan post mortem di 34 masjid.
“Tapi hasil keseluruhan belum ada. Kalau sudah ada kami akan sampaikan,” jelasnya
Ia juga menambahkan dalam pembagian daging wajib menggunakan kantong plastik yang memenuhi standar kelayakan yakni plastik bening.
“Kalau kantong plastik berwarna tidak layak karena tidak higienis. Di Masjid LDII ini mereka gunakan kantong plastik bening,” jelasnya.
Sebelumnya, Tim Disnak Keswan sudah melakukan pemeriksaan antemortem dengan cara evaluasi visual dan fisik hewan, seperti melihat tanda-tanda penyakit, memeriksa kondisi kulit, mata, hidung, dan sistem pernapasan. Hasilnya semua hewan kurban tahun ini dinyatakan sehat.
“Paling ada cedera tulang ringan saat proses pengangkutan dari kapal, dari truk sampai ke kandang, karena produksi sapi di Timika masih kurang jadi lebih banyak didatangkan dari luar Timika. Semua hewan kurban tahun ini sehat tidak ditemukan penyakit apapun,” tutupnya. (acm)