Uncategorized

Bus Damri Sering Dilempari Orang Mabuk

PANTAU – Suranto, Kepala Damri saat memantau perbaikan bus di bengkel, Jalan SP 1 pada Senin (12/6). (FOTO : ELISA/TIMEX)

TIMIKA, TimeX

Suranto, Kepala Perum Damri Mimika mengakui orang mabuk sering melempari bus Damri saat sedang mengantar warga ke wilayah Miyoko. Akibatnya, trayek ke wilayah tersebut sering diberhentikan sementara waktu.

“Kejadian pelemparan kaca ini sudah sering terjadi akibatnya kacanya pecah semuanya dan harus diperbaiki,” katanya saat ditemui Timika eXpress di ruang kerjanya, Senin kemarin.

Menurutnya, aksi pelemparan ini terjadi jika masyarakat telah menerima BLT dan DD sehingga uangnya digunakan untuk membeli miras.

“Jadi kalau sudah ada pembagian dana seperti itu kami sudah mengantisipasi untuk tidak melakukan perjalanan khususnya ke wilayah Miyoko,” katanya.

Diakuinya, pihaknya sering bingung karena karena bus Damri ini merupakan salah satu transportasi yang paling dibutuhkan warga tetapi justru beberapa warga malah merusaknya.

“Kami juga sering melakukan koordinasi dengan kepala kampung agar mengimbau masyarakat tidak mengulangi perbuatannya lagi. Namun kenyataannya hal tersebut masih terulang,” tuturnya.

Dewan Minta Warga Jaga Kamtibmas

Menanggapinya insiden pelemparan tersebut, Anggota DPRD Mimika meminta warga untuk menjaga Kamtibmas.

Leonardus Kocu, Anggota DPRD Kabupaten Mimika mengimbau warga Kampung Miyoko tetap menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) agar transportasi tetap berjalan normal.

“Kasihan juga kalau hanya ulah satu dua orang warga di Kampung Miyoko tidak bisa pergi ke kota untuk menjual hasil panennya,” ujarnya.

Dirinya berharap, pihak keamanan dan dinas terkait harus melakukan pengawasan terutama pada saat pencairannya Dana Desa (DD).

“Karena setiap pencairan DD dan Hari Raya Natal pasti banyak orang yang mabuk. Bahkan mereka juga sampai tidur di jalan-jalan. Dan lebih parahnya lagi mereka justru melempar kendaraan yang melintas,” ujarnya.

Mariunus Tandiseno, Anggota Komisi C menambahkan, aparat kampung perlu melakukan sosialisasi kepada warga setempat tentang pentingnya transportasi Damri.

“Damri ini tarifnya murah sekali. Sementara kita tahu lokasi disana sangat jauh dan jalannya juga rusak. Hanya Damri yang mau ke sana. Sehingga kepala desa dan aparatnya tidak boleh tinggal diam. Harus segera mencari solusi, agar kejadian ini tidak terulang lagi.,” pungkasnya. (kay/ela)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button