BKSDA Lindungi 40 Jenis Mangrove
Fredy Parabang (FOTO : DOK/TimeX)
TIMIKA, TimeX
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Mimika saat ini melindungi 40 jenis tanaman mangrove di kawasan Taman Nasional Lorentz, yakni di wilayah pesisir Keakwa, Distrik Mimika Tengah dan Timika Pantai, Distrik Mimika Timur Tengah.
Selain itu, di Kokonao, Distrik Mimika Barat serta pesisir pantai selatan Timika, yaitu Ayuka dan Tipuka, wilayah Distrik Mimika Timur Jauh.
Fredy Parabang, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Timika kepada Timika eXpress belum lama ini, mengatakan hutan mangrove memiliki banyak fungsi, baik dalam siklus biologi, ekologis, fisik maupun sosial masyarakat.
“Peran hutan mangrove sebagai pelindung garis pantai dan tempat asimilasi bahan buangan sebagai menggumpal lumpur dan habitat bagi banyak makhluk hidup yakni karaka, ikan dan tambak masyarakat,” katanya.
Ia menjelaskan, mangrove di Mimika sangat menonjol, dan terbaik di dunia karena keunikannya, yaitu memiliki tinggi hingga lebih 25 meter.
Disebutkan jenis mangrove, diantaranya unimorf, pai, merahu, serau, sarau, paproti, parum, mentigi, parai, sopo, makmof, mangrove merah, dan avicennia germinans.
Lainnya, laguncularia recemosa, bakau kurap, rhizophora apiculata, api-api putih, conocarpus erectus, puput, rerepat, pidada merah, api-api hitam, soga ting, bakau kecil, xylocarpus granatum, tengar, kayu buta-buta, nipah, api-api daun lebar, burus, avicennia schaueriana, serta tea mangrove.
Adapula teruntum, tenggadai, kandelia candal, kebabu, dungun kecil, teruntu merah, aegialitid, clusia mangle.
Dikatakan pula, pohon mangrove hingga kini masih menjadi habitat bagi hewan-hewan dan masih dalam kawasan konservasi yang sangat dijaga baik oleh masyarakat maupun pihak BKSDA Mimika.
Ia berharap, untuk dapat melestarikan SDA yang dimiliki, maka diperlukan hubungan kerja sama antara semua pihak, baik itu swasta maupun pemerintah daerah.
Pasalnya SDA yang dimiliki merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar masyarakat yang ada di Papua pada umumnya dan Timika pada khususnya.
“Semua stakeholder diharapkan dapat berperan penting untuk menjaga kelestarian hutan mangrove untuk masa depan,” tutupnya. (tim)