Berita Timika
Trending

BBKSDA Papua dan Freeport Melepasliarkan 62 Ekor Aves

PROSESI– Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia melepasliarkan 62 ekor aves, di kawasan hutan Kuala Kencana, Sabtu (17/6/). (FOTO: Indri/TIMEX)

TIMIKA,TimeX

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia, dalam hal ini Departemen Environmental, melepasliarkan 62 ekor aves, di kawasan hutan Kuala Kencana, Distrik Kuala Kencana, Sabtu (17/6/).

Bambang H. Lakuy, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Timika, mengatakan 62 aves yang dilepasliarkan tersebut, merupakan satwa yang dilindungi, terdiri dari 5 ekor kakatua raja (Probosciger aterrimus), 21 ekor kakatua koki (Cacatua galerita), 33 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 2 ekor nuri bayan (Eclectus rotatus), dan 1 ekor jagal papua (Cracticus cassicus).

Dijelaskan Bambang, satwa-satwa tersebut ditranslokasi dari BKSDA Kalimantan Tengah dan BKSDA DKI Jakarta pada 1 Juni 2023.

“Semua satwa sudah menjalani habitasi selama kurang lebih dua minggu, di Mile 21, sehingga kami nyatakan siap dilepasliarkan,” ujar Bambang.

Sementara itu, Ardhyn Yuniar, SVP Geo-Engineering and Environmental mengatakan, sejalan dengan kebijakan Lingkungan Freeport, pihaknya akan terus berkolaborasi dengan semua pihak untuk mendukung upaya-upaya konservasi keanekaragaman hayati di Tanah Papua.

“Kami juga akan terus mendukung BBKSDA untuk memulangkan kembali satwa-satwa yang dilindungi ke habitatnya di Papua,” ucapnya.

Ardhyn menjelaskan, Tahun 2006 hingga 2022 setidaknya 51.000 hewan yang dilepasliarkan bersama dengan BBKSDA Papua dan di Tahun 2023 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia sudah melepasliarkan 6.177 satwa.

“Kami sudah melapasliarkan 4.279 labi-labi moncong babi di hutan Adat Kampung Nayaro, semoga dengan pelepasliaran ini bisa melestarikan lingkungan dan menjaga konservasi keanekaragaman hayati di Papua,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Hendritte Tandiyono Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Mimika, dalam sambutan Plt Bupati Mimika menegaskan, pentingnya sinergi dari semua pihak dalam menjaga pelestarian tumbuhan dan satwa liar di alam ini, terlepas dari semua itu pelestarian satwa adalah upaya pelestarian satwa hasil rehabilitasi alam sesuai dengan daerahnya.

“Mari kita bersama-sama menjaga dan pelihara hutan sebagai rumah kita, sehingga satwa yang akan kami lepaskan ini bisa tumbuh dan berkembang biak dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Papua, A.G. Martana menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama mendukung pelaksanaan pelepasliaran satwa Papua, khususnya kepada Environmental Department Freeport Indonesia.

“Kita memiliki tugas dan tanggungjawab menjaga satwa liar Papua sesuai kapasitas masing-masing. Untuk itu, saya mengimbau semua pihak agar terus memberikan dukungan dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati Papua.

Kita semua tahu, Pulau Papua ini demikian luas. Kita akan mengalami kesulitan bekerja sendirian menjaga keanekaragaman hayati di tanah ini. Maka, satu-satunya cara adalah saling bekerja sama, sehingga keberhasilan dapat lebih mudah kita raih,” ucapnya.

Lebih lanjut Martana menyinggung perihal status konservasi satwa-satwa yang dilepasliarkan. Meskipun jagal Papua saat ini tidak terdaftar sebagai satwa yang dilindungi, kita tetap wajib menjaga kelestarian hidup mereka di alam liar. Sebab, kodrat satwa liar adalah menjalankan perannya di alam, dan keberadaannya tak dapat digantikan oleh unsur lain.

“Tugas kita sekarang simpan dulu satwa-satwa ini sampai suatu hari nanti ada penelitian bahwa jenis satwa ini atau tanaman ini adalah obat untuk penyakit berbahaya, karena alam menyedikan kebutuhan manusia,” pungkasnya. (ela).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button