50 Murid SD/MI di Mimika Ikut Lomba Cerita Rakyat
PUKUL TIFA – Petrus Lewa Koten, Plh. Asisten II Setda Mimika didampingi Anton Tangkelayuk, Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan Mimika, Nova, tim juri dari Dinas Pendidikan Mimika, dan Anton Prakoso juri dari Pusat secara saksama memukul tifa menandai pembukaan lomba cerita rakyat di Hotel Horison Ultima, Senin (19/6). (FOTO : ELISA/TimeX)
TIMIKA, TimeX
Sebanyak 50 murid Sekolah Dasar (SD)-Madrasah Ibtidaiyah (MI) se- Mimika mengikuti lomba cerita rakyat yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Mimika.
Giat lomba selama dua hari sejak Senin (19/6) dilaksanakan di Hotel Horison Ultima, Jalan Hasanuddin, Timika-Papua Tengah.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Petrus Lewa Koten selaku Plh. Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika ditandai dengan pemukulan tifa.
Plh. Asisten II Setda Mimika saat itu didampingi Anton Tangkelayuk selaku Kepala Bidang Perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, serta Anton Prakoso juri dari Pusat, Nova, juri dari Dinas Pendidikan Mimika, serta 50 guru pendamping 50 peserta lomba.
Petrus Lewa Koten, dalam sambutannya mengatakan, lomba ceritera rakyat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kegemaran membaca bagi murid SD/MI, baik cerita rakyat Papua maupun nusantara.
Dimana diharapkan siswa dapat belajar dari karakter tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, agar dapat mengambil pesan moral positif dalam proses pengembangan diri.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki generasi penerus yang cerdas, berkarakter dan berakhlak mulia. Karakter baiknya dibentuk dari pola pendidikan formal maupun non formal dengan tetap mengacu pada pembelajaran, peningkatan moral dan intelektual, ketrampilan serta kreativitas sehingga menghasilkan generasi penerus yang cerdas. Ini semua diperlukan kerjasama antara orang tua dan pihak sekolah juga lingkungan masyarakat,” ungkapnya.
Cerita rakyat yang dipahami sebagai sebuah kisah atau cerita yang berasal dari masa lampau yang kerap diperkenalkan kepada generasi berikutnya dari mulut ke mulut secara turun temurun, biasanya menceritakan tentang asal-muasal suatu tempat dan tokoh-tokoh yang ada pada suatu budaya masyarakat tertentu,” ucapnya.
Dkatakan pula, kisah-kisah dalam cerita rakyat biasanya mengandung kearifan lokal dari masing-masing daerah.
Oleh karena itu, cerita rakyat dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik generasi mendatang agar tumbuh menjadi generasi berkarakter yang dapat diandalkan dalam proses pembangunan bangsa dan negara.
“Cerita rakyat ini perlu dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai salah satu wujud kepedulian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas perpustakaan dan Arsip Daerah perlu mengambil peran untuk melestarikan cerita rakyat dan intens memperkenalkannya kepada generasi penerus melalui lomba seperti ini,” harapnya.
Diakhir sambutannya, Petrus berharap seluruh rangkaoan lomba dapat diikuti dengan baik dan tertib oleh 50 murid, sehingga dapat menerima hasil lomba dengan lapang dan sportif.
Sementara itu, Anton Tangkelayuk, Kabid Perpustakaan pada kesempatan itu, mengatakan lomba cerita rakyat tingkat SD/ MI se-Mimika Tahun Anggaran (TA) 2023, ini tercantum pada Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dimana negara memajukan kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin keberadaan kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Adapun tujuannya untuk meningkatkan kegemaran membaca bagi murid SD/MI terutama kegemaran membaca cerita rakyat, baik cerita rakyat Papua maupun nusantara.
Harapannya, pada murid SD/MI dapat belajar dari tokoh-tokoh maupun karakter yang ada dalam cerita rakyat untuk pengembangan diri sebagai insan yang berakhlak mulia. (kay)